Gas beracun di Aceh Timur, tepatnya di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, menyebabkan 259 orang dari 155 kepala keluarga (kk) mengungsi. Gas beracun tersebut berasal dari Sumur Aleu Siwah-11 milik PT Medco E&P Malaka.
"Ada 259 jiwa warga Panton Rayeuk T kini harus mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam di Desa Panton Rayeuk M," terang Ashadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Sabtu, 10 April.
BACA JUGA:
Dampak dari gas beracun di Aceh Timur
Sebanyak 65 warga mengalami gejala seperti pusing, muntah-muntah, sesak napas, dan muntah darah. Orang-orang tersebut dilaporkan telah mendapatkan perawatan medis.
"Rinciannya, delapan dirujuk ke RSUD Zubir Mahmud, satu dirawat di RS Graha Bunda dan delapan orang sedang diobservasi di puskesmas setempat," terang Ashadi.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan dua tenda dan ambal di lokasi pengungsian. Dinas Sosial Aceh Timur juga menyediakan dapur umum di lokasi pengungsian.
"Semua korban telah tertangani dan sampai saat ini kondisi aman terkendali. Kami juga belum bisa memastikan kapan warga yang mengungsi tersebut kembali," kata Ashadi.
Sementara, PT Medco E&P Malaka berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan warga yang terdampak gas beracun yang berasal Sumur Alue Siwah-11.
"Kami terus melakukan pendampingan dan memonitor perkembangan kesehatan warga dan memastikan seluruh biaya akan ditanggung perusahaan," jelas Arif Rinaldi, VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya bersama instansi terkait terus menangani warga yang diduga terdampak asap dari kegiatan flaring atau pembakaran gas Sumur AS-11.
"Perusahaan juga telah menyalurkan berbagai kebutuhan bagi masyarakat yang mengungsi di Kantor Camat Banda Alam," lanjut Arif.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!