ACEH - Seekor harimau sumatra (Panthera tigiris) masuk perkebunan warga yang terletak di Gunung Panton Bili, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh. Hal tersebut berdasarkan laporan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.
Menurut keterangan Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Subulussalam BKSDA Aceh, Hadi Sofyan, tim BKSDA Aceh bersama mitra telah datang ke lokasi guna menghalau satwa dilindungi tersebut.
BACA JUGA:
"Sebelumnya, kami menerima informasi ada harimau masuk perkebunan warga. Informasi tersebut kami respons dengan langsung menurunkan ke lokasi. Tim masih di lokasi untuk pengusiran," terang Hadi Sofyan di Aceh Selatan, Senin, 8 November, dikutip dari Antara.
Berbagai Upaya Terkait Harimau Sumatra Masuk Perkebunan
Selain mengusir, lanjut Sofyan, tim juga memasang kamera pemantau untuk mengetahui keberadaan harimau tersebut. Dilakukan pula upaya penangkapan untuk merelokasi agar harimau tersebut tidak lagi masuk perkebunan.
Sofyan Hadi mengatakan, sebelumnya juga beredar video di media sosial yang menunjukkan seekor harimau melintas di sebuah ruas jalan di Gunung Panton Bili.
Menurut Sofyan Hadi, harimau kerap menampakkan diri di perkebunan warga di Aceh Selatan dalam rentang waktu sebulan terakhir. Bahkan, ada harimau yang dilaporkan memangsa ternak kambing warga.
"Karena itu, kami mengimbau masyarakat mewaspadai keberadaan harimau, jangan sendirian saat beraktivitas ke kebun atau pergi ke gunung," kata Sofyan Hadi.
Berdasarkan daftar kelangkaan satwa dikeluarkan lembaga konservasi dunia International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus spesies terancam kritis, berisiko tinggi untuk punah di alam liar.
BKSDA Aceh mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian khususnya harimau Sumatera dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitat berbagai jenis satwa.
Serta tidak menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ataupun mati.
Kemudian, tidak memasang jerat, racun, pagar listrik tegangan tinggi yang dapat menyebabkan kematian satwa liar dilindungi. Semua perbuatan ilegal tersebut dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.
Di samping itu, aktivitas ilegal lainnya juga dapat menyebabkan konflik satwa liar khususnya harimau sumatera dengan manusia. Konflik ini berakibat kerugian secara ekonomi hingga korban jiwa, baik manusia maupun keberlangsungan hidup satwa liar tersebut.
Artikel ini telah tayang dengan judul Harimau Masuk Perkebunan di Aceh Selatan, Warga Diminta Tak Berkebun Seorang Diri.
Selain harimau masuk perkebunan di Aceh, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!