Berbagai Manfaat dari Empati
Ilustrasi empati (unsplash)

Bagikan:

ACEH - Empati dilakukan dengan melibatkan emosi serta pengenalan terhadap orang tertentu. Dengan kata lain, empati merupakan berbagi emosi yang pada umumnya terjadi pada orang yang dikenal.

Empati juga bisa terhadap orang yang belum dikenal, tetapi tingkatannya belum tentu sama sebab perlu mengubah persepsi dan menempatkan diri pada posisi orang tersebut.

Empati dan simpati sedikit berbeda meski sama-sama melibatkan emosi. Empati tumbuh dari pengetahuan kita tentang siapa ‘dia’, apa yang dialami, dan dilakukan. Empati berbeda dengan belas kasihan dan kasih sayang.

Empati mengambil posisi yang sejajar sehingga tanpa memandang rendah atau menimbulkan belas kasihan. Dilansir Psychology Today, Elizabeth A. Segal, Ph.D., profesor dari School of Social Work di Arizona State University, menganjurkan cara dalam berempati yang bisa meningkatkan kesehatan.

Empati untuk Kesehatan

1.    Menyelamatkan hidup

Berempati bisa bermanfaat bagi orang sekitar. Faktanya, empati bisa menurunkan stres dan mencegah kelelahan. Membaca dan mengenali orang lain bisa membantu Anda membuat keputusan yang baik untuk diri sendiri.

Anda bisa menyesuaikan situasi ketika melihat orang berteriak, berlari, ataupun ketakutan. Ini terjadi secara otomatis tanpa Anda menyadarinya. Dan ini bisa menjadi pegangan saat dalam situasi yang berbahaya.

2.    Menghubungkan Anda dengan orang lain

Karena empati adalah soal merasakan dan memahami pengalaman orang lain, ini membuat Anda terhubung dengan orang di sekitar.

Meskipun empati membutuhkan proses untuk tetap terkoneksi dan terikat dengan orang lain, empati juga berkaitan dengan cara kita merasa dipahami dan membalas perasaan tersebut.

3.    Menurunkan stres

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika kita bisa mengatur emosi, maka kita lebih mampu berhubungan dengan orang lain secara positif.

Ini dikenal sebagai regulasi emosi, yaitu kemampuan untuk menerima pengalaman orang lain tanpa dibuat kewalahan.

Kemampuan ini juga bisa menghilangkan stres melalui mekanisme fisiologis. Mulanya dalam kondisi waspada hormon stres akan dipersiapkan untuk kita bertindak.

Seiring waktu, kewaspadaan akan melentur, terutama saat terlibat secara empatik sehingga lebih mampu mengatur emosi dan stres.

4.    Pereda lelah

Kelelahan acap dirasakan di tempat kerja yang bisa mendistraksi fokus dan membubarkan konsentrasi. Ini bisa membuat enggak bahagia saat bekerja, frustrasi, dan depresi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Segal dan tim menunjukkan bahwa semakin tinggi empati seseorang semakin rendah merasa kelelahan bekerja. Situasi kerja yang sulit dan komunikasi tersendat dapat diatasi dengan memahami orang lain.

5.    Membimbing jadi lebih bermoral

Cara memperlakukan orang lain dan mengharapkan untuk diperlakukan bisa dibimbing oleh empati. Dengan berempati, kita terbantu dalam mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima.

Saat menjalankan perilaku ‘aman’ artinya kita cenderung melindungi diri dari tindakan buruk.

Artikel ini telah tayang di VOI.id dengan judul Ternyata Berempati Bisa Meningkatkan Kesehatan, Simak Anjuran Ahli. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!