Mengenal "Narcolepsy", Gangguan Tidur-Bangun yang Mengganggu Aktivitas
Ilustrasi mengantuk (unsplash)

Bagikan:

ACEH - Mengantuk ketika beraktivitas pada siang hari tentu mengganggu. Selain membuat tugas tak kunjung tuntas, tubuh jadi terasa lemas dan konstrasi pun terkuras.

Gangguan yang dialami oleh ratusan ribu orang di Amerika Serikat (AS) ini disebabkan oleh kontrol otak yang mengendur. Gangguan ini tak pandang bulu, sebab bisa dialami semua kalangan, termasuk anak-anak dan remaja.

Melansir Sleep Foudation, narcolepsy atau gangguan tidur-bangun yang berpengaruh pada rasa kantuk terus-menerus. Gejala utamanya adalah rasa kantuk berlebih pada siang hari karena otak tidak mampu mengantur kondisi terjaga dan tidur dengan benar.

Sebagai informasi, aktivitas tidur punya serangkaian tahapan. Mulai dari mata terpejam hingga rapid eye movement (REM) yang terjadi pada tahap terakhir. REM biasanya terjadi pada satu jam atau lebih setelah mulai terlelap.

Pada penderita narcolepsy, tidur REM tidak teratur dan sering dimulai dalam beberapa menit setelah tidur. Berarti, REM dialami lebih awal dari biasanya.

Pada penderita narcolepsy, kondisi tersebut terjadi karena ada perubahan pada otak yang mengganggu cara kerja tidur. Efeknya, mengantuk terus-terusan pada siang hari.

Jenis Narcolepsy dan Penjelasannya

Berdasarkan International Classification of Sleep Dissorder, Third Edition, jenis narcolepsy terbagi menjadi dua. Narcolepsy tipe 1 berkaitan dengan gejala cataplexy, yaitu hilangnya tonus otot secara tiba-tiba.

Narcolepsy tipe 1 juga bisa disebabkan oleh hal lain, yaitu rendahnya tingkat hipokretin. Hipokretin merupakan zat kimiawi tubuh yang membantu mengontrol keterjagaan.

Penyebab narcolepsy tipe 2, didiagnosis selain karena rendahnya hipokretin dan bukan cataplexy. Tipe 2 ini memiliki banyak gejala yang mirip, tetapi bukan, sebab hipokretin dan cataplexy serta terdapat 10 persen kasus.

Pada narcolepsy tipe 2 juga bisa muncul karena kondisi medis seperti trauma kepala, multiple sclerosis, dan penyakit lainnya yang memengaruhi otak.

Gangguan narcolepsy paling mudah dikenali karena muncul rasa kantuk tak tertahankan yang mendorong seseorang orang tidur.

Gejala ini paling sering muncul dalam situasi yang monoton. Untuk penderita narcolepsy, setelah tidur siang sebentar maka bangun lebih merasa segar.

Gejala lain dari narcolepsy adalah munculnya ketidaksadaran, meski mata tidak terpejam tetapi misalnya seorang siswa di kelas terus menulis tetapi hanya mencoret-coret baris enggak penting di kertas.

Pada beberapa kasus, penderita narcolepsy mengalami “kelumpuhan tidur”. Kondisi ini terjadi ketika seseorang dengan narcolepsy yang merasa tidak bisa bergerak saat tidur. Dalam mendiagnosa narcolepsy, dokter mengikuti kriteria standar untuk mendiagnosis gangguan tidur.

Standarisasi tersebut dijalani untuk memastikan pembedaan yang akurat antara narcolepsy tipe 1, tipe 2, hypersomnia, dan kondisi lain yang menyebabkan excessive daytime sleepiness (EDS) atau kantuk terus-menerus pada siang hari.

Artikel ini telah tayang di VOI.id dengan judul Narcolepsy, Gangguan Tahapan Tidur yang Berpengaruh pada Rasa Kantuk Terus-menerus. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!