Cara Menjawab Pertanyaan Sulit dari Anak Menurut Psikolog
Ilustrasi cara menjawab atau menanggapi pertanyaan anak (iStockphoto)

Bagikan:

ACEH - Anak-anak biasanya menanyakan hal-hal yang tak terduga dan sulit untuk dijelaskan. Beberapa pertanyaan yang mungkin diberikan oleh anak adalah penyebab hujan, dari mana asal dirinya (sebagai anak manusia), penyebab rasa sakit saat jari berdarah, atau pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari keingintahuan terhadap fenomena tertentu. Cara menjawab pertanyaan sulit dari anak perlu dihapami oleh orang tua.

Terkadang orang tua memang tidak mengetahui secara pasti terhadap jawaban atas pertanyaan-pertanyaan anak. Namun, kadang kesulitan yang dihadapi adalah perbedaan pengalaman dan pengetahuan anak dengan kita orang dewasa.

Cara yang bijaksana perlu diterapkan agar hal tersebut tidak menjadi hal yang buruk bagi anak, misalnya karena dibohongi dengan jawaban "seenak jidat" dari orang tua. Malahan, jawaban orang tua diharapkan bisa menjadi pemicu daya kritis dan kreativitas anak agar semakin cerdas dan memahami suatu perkara dengan tepat. Dikutip VOI dari Psychology Today, psikolog anak, Lea Lis, memberikan beberapa saran yang bisa digunakan oleh orang tua saat anak bertanya mengenai hal-hal yang sulit dijawab.

Cara Menjawab Pertanyaan Sulit dari Anak

1. Jawab secara jujur

Sangat penting untuk jujur kepada anak Anda. Penting juga untuk bersikap bijaksana dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan perkembangannya. Sebisa mungkin, temukan kata-kata mutiara dalam setiap cerita dan menjadi panutan yang baik.

Jika Anda dapat menjawab pertanyaan mereka dengan tenang, menanamkan keyakinan, dan nilai-nilai keluarga, ini akan bermanfaat bagi perkembangan moral anak Anda.

2. Tidak perlu menyertakan detail grafis

Menjawab pertanyaan yang sulit, tak perlu menyertakan detail peristiwa agar mereka tak merasa cemas atau takut. Atau bahkan mereka kurang memahami apa yang dimaksud. Artinya, gambarkan sebuah gambaran yang mudah dibayangkan dan dipahami oleh anak-anak.

3. Beri penjelasan sesuai usia

Anak-anak mungkin terlalu muda untuk menangkap dan membicarakan peristiwa traumatis. Tetapi menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai keluarga dan moralitas. Menurut Lea, ia percaya bahwa apapun nilai yang dipegang keluarga Anda, penting untuk menanamkannya dengan cara yang sesuai untuk usia anak.

4. Hindari membiarkan anak-anak melihat berita

Banyak berita yang mungkin mengundang pertanyaan sulit. Bahkan dapat membuat anak-anak merasa stres, cemas, hingga takut. Jadi, sebisa mungkin hindari membiarkan anak-anak melihat berita. Cobalah untuk mengelola kecemasan dan ketakutan Anda sendiri di depan anak-anak. Lebih baik, fokus pada pahlawan cerita atau gali lebih dalam apa yang mereka etahui dan mereka pelajari dari tayangan yang ia lihat. Lebih penting lagi, jadilah panutan untuk mengekspresikan emosi secara sehat.

5. Ciptakan ruang aman untuk menanyakan pertanyaan sulit

Melarang anak banyak bertanya, tentu saja bukan solusi. Semakin mereka bertanya, semakin mereka dapat menggali pengalaman-pengalaman di luar. Pada satu sisi, ini akan bermanfaat buat mereka sebagai bekal. Itu artinya, orang tua perlu menciptakan ruang aman untuk menanyakan hal-hal sulit bagi anak-anak.

Selain itu, dorong anak untuk memantapkan dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri. Selanjutnya, lakukan diskusi secara bijak tentang bagaimana nilai Anda dan nilai mereka yang mungkin berbeda.