"Berapa Nyawa Hari Ini?", Kumpulan Cerpen Eko Triyono yang Rilis Bulan Ini

ACEH - Di dunia sastra, terutama fiksi, Eko Triono bukanlah nama yang asing di telinga. Dia merupakan penulis yang karya-karyanya sering dijumpai di rubrik-rubrik sastra pada surat kabar, majalah, dan media online. Anda juga bisa menemukan karya Eko di berbagai toko buku. 

Karya Eko yang terakhir kali terbit sebelum pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia adalah karya pada tahun 2019. Belum lama ini, Eko Triono akan kembali menerbitkan buku kumpulan cerpen. Cerpen terbaru Eko Triyono ini berjudul Berapa Harga Nyawa Hari Ini?. 

Buku ini akan dirilis pada April 2022 oleh Penerbit Shira Media, Yogyakarta. Di dalamnya termuat 23 judul cerita yang ditulis oleh Eko selam tahun 2019‒2021. Cerpen-cerpennya mengisahkan banyak hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya cerita yang bertema personal, isu sosial, ekonomi, pendidikan, politik, dan kesehatan.

Beberapa cerita yang termuat dalam kumpulan cerpen ini ditulis dengan guyon satire khas Eko Triono yang bagi pembacanya merupakan hal yang tak asing lagi dan kerap dijumpai dalam karya-karyanya. Hal ini juga membuat cerpen-cerpennya selalu menarik untuk dibaca.

Selain itu, Eko Triono juga sering membuat cerita-cerita dengan gaya eksperimental yang semakin membuat penasaran. Namun, judul yang diangkat dalam kumpulan cerita terbarunya ini lebih condong ke masalah kesehatan, tepatnya pada situasi pandemi yang masih mengintai kita semua.

Inspirasi Cerpen Eko Triono

Ketika ditanya dari mana inspirasi cerpen-cerpennya, Eko Triono mengungkapkan, “Untuk buku terbaru saya ini judulnya Berapa Harga Nyawa Hari Ini? sebenarnya terinspirasi dari keseharian manusia, keseharian kita. Sering kali bertanya berapa harga sembako hari ini? Berapa harga bahan makanan hari ini? Berapa harga hal-hal tertentu hari ini? Sebetulnya semua pertanyaan itu adalah tentang bagaimana manusia bertahan hidup untuk menyambung dalam tanda petik nyawa mereka. Buku ini berisi cerita-cerita sebagaimana sering kali kita bercerita ke orang lain, ada kalanya ceritanya pendek, kadang kala ceritanya panjang, kadang kala persoalan personal, kadang persoalan sosial, ekonomi, politik yang semuanya sebetulnya bagaimana cara saya berbagi cerita dengan pembaca,” tuturnya.