Buku "Sudrun dan Buku Terbang" Ajak Anak Mengenal Keumalahayati: Pahlawan Perempuan Asal Aceh yang Jarang Disorot
Lukisan Keumalahayati (Istimewa/id.wikipedia.org) / Cover "Sudrun dan Buku Terbang"

Bagikan:

ACEH- Nama Keumalahayati sebagai pahlawan perempuan dari tanah Aceh memang tak sepopuler Cut Nyak Dien dan Cut Nyak Meutia. Padahal jasanya melawan penjajah di Indonesia sangatlah besar. Buku “Sudrun dan Buku Terbang” karya Alfiandana Susilo Aji mencoba mengenalkan kembali Keumalahayati dalam bentuk cerita anak.

Keumalahayati baru ditetapkan oleh pemerintah sebagai pahlawan nasional pada tahun 2017. Namanya sangat dihormati tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Ia merupakan laksamana atau panglima angkatan laut perempuan pertama di dunia.

Malahayati dilahirkan pada tahun 1550 di Aceh Besar. Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, adalah seorang laksamana angkatan laut. Sementara kakek dari garis ayah yang bernama Sultan Salahuddin Syah pernah, memerintah Aceh dari 1530-1539 M.

Jika dirunut lebih jauh lagi, Malahayati punya garis keturunan dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam. Darah kesatria lautnya menurun dari keluarganya.

Perjuangan Malahayati Melawan Penjajah

Aksi tangguh Malahayati dimulai ketika ia diminta ikut berjuang melawan Belanda. Meskipun berhasil menang, ia harus berduka karena suaminya meninggal dalam pertempuran di Teluk Haru, Perairan Malaka tersebut.

Pasca peristiwa tersebut, Malahayati diminta untuk menjadi pimpinan Angkatan Laut. Ia pun mengumpulkan pasukan dari para janda, yang diberi nama Inong Balee. Pasukan yang anggotanya mencapai 1.000 orang tersebut bermarkas di Teluk Krueng Raya.

Pada tahun 1599, Kesultanan Aceh menerima kunjungan dari kapal Belanda yang dipimpin oleh de Houtman bersaudara. Namun orang-orang asing tersebut malah bertindak sewenang-wenang. Pertempuran antara pasukan Keumalahayati dengan armada Belanda pun terjadi.

Kisah Keumalahayati dalam Buku “Sudrun dan Buku Terbang”

Alfiandana menceritakan kisah pertempuran Malahayati melawan Belanda dalam buku "Sudrun dan Buku Terbang" . Ia mengemas kisah tersebut dalam bentuk karya fiksi bergenre fantasi lintas zaman atau perpindahan waktu.

Buku setebal 114 halaman karya penulis yang bisa disapa di akun IG @_alfiandana ini diterbitkan oleh Penerbit Gorga pada Selasa, 8 Februari 2022. Buku yang ditargetkan untuk anak-anak ini memuat empat judul cerita dengan latar dan konflik yang berbeda.

Penulis muda yang juga bekerja sebagai penulis berita ini mengajak pembaca mengikuti kisah Malahayati melalui tokoh bernama Sudrun dan buku ajaib. Sudrun bersama dua sahabatnya, Marjak dan Ti'in, mengalami kejadian mengejutkan.

Diceritakan, mereka bertiga tiba-tiba tersedot ke dalam lemari buku milik kakek Sudrun dan dibawa melintasi zaman. Saat membuka mata, tak disangka mereka sudah berada di sebuah pulau yang terletak di barat laut Aceh.

Di sana mereka bertemu dengan ahli botani dari Inggris yang sedang meneliti tanaman di Hindia Belanda, nama negara Indonesia pada waktu itu. Mereka menyeberang ke Aceh untuk melanjutkan misi dari buku ajaib.

Keseruan terjadi ketika Sudrun, Marjak, dan Ti'in, melalui hari-hari di Kerajaan Aceh. Mereka pun bergabung dengan pasukan militer Aceh. Mereka juga ikut serta bersama Malahayati melawan armada Belanda.

Bagaimana mereka melalui hari-hari di Kerajaan Aceh dan seperti apa pertempuran melawan Belanda? Anda bisa mengikutinya dengan membaca “Sudrun dan Buku Terbang” .

Buku ini bisa dengan mudah Anda dapatkan melalui penulisnya secara langsung. Selain itu anda juga bisa lewat @penerbit_gorga atau toko buku dan reseller yang mitra Penerbit Gorga.

Ikuti terus berita terkini dalam maupun luar negeri lainnya di VOI Aceh .