Bank Indonesia: Nilai Utang Luar Negeri Indonesia Turun
Ilustrasi uang (unsplash)

Bagikan:

ACEH – Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2021 senilai 415,6 miliar dolar AS. BI mengeklaim angka ini berada pada status yang terkendali.

Nilai ULN pada tiga bulan pertama 2021 tercatat lebih baik dibandingkan trimester IV 2020, yaitu sebesar 417,5 miliar dolar AS. Dengan kata lain, mengalami menurunan 0,4 persen.

“Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan posisi ULN pemerintah,” terang Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, Jumat, 21 Mei.

Secara terperinci posisi ULN pemerintah pada triwulan I 2021 mencapai 203,4 miliar dolar AS atau lebih rendah 1,4 persen dari triwulan IV 2020.

“Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral,” tuturnya.

Penurunan Utang Luar Negeri Ada Peran Investor Asing

Secara tahunan, ULN pada triwulan I 2021 tumbuh 12,4 persen year-on-year. BI menyebut hal ini sebagai bentuk kepercayaan investor asing sehingga mendorong aliran masuk modal di pasar surat berharga negara (SBN) domestik.

Selain menghimpun utang lewat SBN, pemerintah melakukan penarikan pinjaman luar negeri, baik dari bilateral, multilateral, maupun komersial, dalam upaya mendukung penanganan pandemi COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas. BI juga memandang utang ini relatif aman serta terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan instrumen pembiayaan jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen,” jelas Erwin.

Sementara, sektor lain pembentuk utang luar negeri Indonesia adalah utang dari pihak swasta. Disebutkan bahwa ULN swasta hingga penutupan Maret 2021 yaitu sebesar sebesar 209,4 miliar dolar AS yang berarti lebih besar dari ULN pemerintah. Jumlah ini naik tipis 0,6 persen dari penutupan Desember 2020.

Berdasarkan sektornya, industri jasa keuangan, pengadaan listrik, pertambangan, serta industri manufaktur menjadi kontributor utama pembentuk ULN swasta dengan persentase 77,4 persen.

“ULN Indonesia tetap sehat yang tercermin dari rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,1 persen. Besaran tersebut menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya yang sebesar 39,4 persen,” tutup Erwin.

Artikel ini telah tayang di VOI.id dengan judul Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Bank Indonesia Laporkan Pinjaman Swasta Mendominasi. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!