ACEH - Kuntjoro Pinardi belum genap seminggu menjabat sebagai Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL (Persero), tetapi sudah mengundurkan diri dari posisi tersebut. Ia menjabat selama 5 hari setelah ditunjuk oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Salah satu alasan mundurnya Kuntjoro adalah relasinya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kuntjoro tercata pernah menjadi calon legislatif (caleg) di daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah (Jateng) pada Pemilu 2014.
BACA JUGA:
Komentar Denny Siregar terhadap Kunjtoro dan PKS
Terkait mundurnya Kunjtoro, pegiat media sosial (medsos), Denny Siregar, ikut berkomentar. Ia menilai, stigma PKS terlanjur buruk sebagai partai politik.
Salah satu buktinya, kata Denny, 10 tahun bergelut di dunia politik nasional, PKS tidak mendapatkan posisi strategis. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh politik identitas PKS.
"Sebenarnya salah PKS sendiri, sejak lama partai yang dikabarkan sebagai anak kandung organisasi global Ikhwanul Muslimin ini punya rekam jejak buruk. Dalam politik Indonesia mencatat PKS yang memulai model politik identitas di negeri ini yang membuat akhirnya politik kita menjadi kotor," papar Denny dalam kanal YouTube CokroTV, dikutip Senin, 26 April.
Denny mengatakan, politik identitas paling tampak adalah saat Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden. Ketika itu PKS tidak membolehkan pemeluk Islam menjadikan perempuan sebagai pempimpin. Dalih tersebut dibuat PKS menggunakan dalil ayat dan hadis.
"Di situlah tonggak awal politik identitas kita yang berkembang dengan varian-varian barunya dan meluas yang akhirnya memecah belah negara ini dan PKS menikmati situasi ini sebagai bagian dari motor politik mereka," kata Denny.
Denny mengatakan, kesialan terbesar Kuntjoro adalah pernah berhubungan dengan PKS. Padahal, setelah gagal sebagai caleg, Kuntjoro kembali ke dunia akademik dan memulai kehidupan bisnis.
"Sekarang ini PKS bagian virus yang akan meracun. Mungkin ini bisa buat PR (pekerjaan rumah) untuk Erick Thohir sebelum memilih direktur atau komisaris di jajarannya hindarilah yang ada hubungannya dengan PKS karena itu buruk buat bisnis. Nama mereka adalah kartu mati di republik ini," tandasnya.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!