Hujan Meteor Akan Terjadi Akhir Juli, Indonesia Bisa Mengamatinya
Ilustrasi hujan disertai petir di Sydney. (Wikimedia Commons/Lobster1)

Bagikan:

ACEH - Fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids akan terjadi pada akhir Juli tahun ini di langit selatan dan bisa dilihat dari Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Hujan meteor Alpha-Capricornids ini bisa diamati pada 30--31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur. Namun, waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan,” terang peneliti utama bidang astronomi dan astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, Jumat, 15 Juli, dikutip VOI dari Antara

Jadwal Pengamatan Hujan Meteor

Dia menjelaskan, diperkirakan, sekitar lima meteor akan terlihat melintasi langit tiap jam. Hujan meteor Alpha-Capricornids berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yang berpapasan dengan bumi.

“Debu-debu komet yang berukuran kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh. Walau jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar,” terangnya.

Sementara, hujan meteor Delta Aquariids bisa diamati pada 29--30 Juli 2022 mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur. Puncak dari hujan meteor ini sekitar pukul 02.00 WIB di langit selatan.

“Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini,” jelasnya.

Dia mengatakan, gabungan dua hujan meteor ini menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia. Diharapkan, kondisi kemarau dan tanpa gangguan cahaya pada Juli membuat pengamatan menjadi lebih menarik.

Dia mengatakan, hujan meteor tersebut tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km.

Untuk menikmati sajian hujan meteor dengan lebih baik, lokasi pengamatan perlu dipilih dengan tepat, yaitu yang minim gangguan cahaya lampu dan medan pandang ke langit selatan tidak terganggu pohon atau bangunan. Pengamatan meteor lebih baik tanpa alat, karena mata mempunyai medan pandang yang lebih luas.

Hujan Meteor

Hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.

Meteor adalah batuan atau debu antar-planet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer, demikian Thomas Djamaluddin.