Aceh Strategis sebagai Pintu Perdagangan Global, Ismail Rasyid Beri Penjelasan
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

ACEH - Aceh, tepatnya Selat Malaka, dinilai sebagai pintu masuk yang sangat strategis untuk perdagangan global, terlebih lagi Aceh punya sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Hal tersebut disampaikan oleh pengusaha dari Aceh yang juga calon Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh, Ismail Rasyid. 

"Letak Aceh yang strategis ini maka kita perlu membangun konektivitas sektor transportasi, sehingga nantinya menjadi penghubung tumbuhnya ekonomi daerah, nasional, dan internasional," terang Rasyid dalam silaturahmi dengan pimpinan media di Aceh Besar, dikutip VOI dari Antara, Senin, 20 Juni.

Strategi Ismail Rasyid Terkait Perdagangan Global Melalui Aceh

Menurut Ismail, potensi SDA Aceh mesti dimanfaatkan dengan baik. Melalui Kadin Aceh, dia ingin berkontribusi banyak terhadap sektor industri di provinsi terbarat Indonesia itu.

CEO Trans Continent itu punya misi membangun konektivitas sektor transportasi sebagai penghubung pertumbuhan ekonomi nasional dan internasional. Selain itu, dia bertekad mengembangkan ekonomi kreatif dalam bentuk kombinasi lintas sektor untuk meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan lapangan kerja.

Dia juga siap bersinergi dengan berbagai pihak demi mencapai pembangunan ekonomi Aceh yang mandiri untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Selanjutnya, dia akan mengoptimalkan hilirisasi komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan tangkap, dan budi daya.

"Ketika hasil tangkapan nelayan banyak atau produksi melimpah, maka nilai jualnya rendah, bahkan ada sebagian yang membusuk. Untuk itu diperlukan mesin pendingin dan jika harganya kembali meningkat maka produksi tersebut dipasarkan kembali," kata dia.

Ismail menjelaskan bahwa ada banyak produk dan komoditas Aceh yang memiliki potensi ekspor sehingga dibutuhkan konektivitas.

"Kita punya harapan agar bisa menghidupkan kembali perdagangan Aceh seperti kejayaan pada masa lalu, dan Kadin menjadi wadah untuk melakukannya," kata Ismail Rasyid.

Program Santripreneur dan Yatimpreneur

Di sisi lain, dia juga menggagas Program Santripreneur dan Yatimpreneur guna mendorong kemajuan Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) di Aceh, yang berorientasi ekspor dan berbasis pada potensi komoditas unggulan daerah.

Menurut alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala itu, santri juga perlu dibekali atau dilatih kewirausahaan dengan harapan ke depan para alumnus lebih mandiri.

"Program Santripreneur dan Yatimpreneur ini menjadi prioritas saya ke depan dan saya merasa terpanggil untuk melakukannya, dengan harapan akhir adalah ekonomi Aceh bisa tumbuh baik dan daerah ini lebih maju," katanya.

Ismail Rasyid menegaskan terpilih atau tidak dirinya untuk menakhodai Kadin Aceh periode 2022-2027 maka Program Santripreneur dan Yatimpreneur tersebut tetap dijalankan.

Artikel ini telah tayang dengan judul Pengusaha Ini Menilai Aceh Pintu Masuk yang Strategis bagi Perdagangan Global.

Selain Aceh sebagai pintu perdagangan global, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.