Program Kartu Prakerja Tetap Ada Selama Presiden Jokowi Masih Menjabat
Ilustrasi kartu prakerja. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

ACEH - Program Kartu Prakerja direncanakan dilanjutkan hingga akhir masa jabatan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Program ini dimulai sejak April 2020 dan tekag mencapai 12,8 juta peserta di 34 provinsi.

"Harusnya dengan komitmen pemerintah ini, program Kartu Prakerja akan ada sampai masa jabatan Presiden berakhir," terang Ketua Tim Pelaksana Program Kartu Prakerja, Rudi Salahuddin, dikutip VOI pada Jumat, 17 Juni.

Skema Awal Program Kartu Prakerja

Dia menjelaskan bahwa skema program Kartu Prakerja awalnya hanya pelatihan peningkatan kualitas pekerja. Namun, lanjut Rudi, pandemi COVID-19 pada 2020 membuat program ini digabungkan dengan program bantuan sosial (bansos).

"Skema awalnya ini kan program untuk meningkatkan keahlian pekerja tapi kemudian dijadikan instrumen untuk bantuan sosial," terangnya.

Oleh sebab itu, Rudi berharap, dalam waktu dekat program Kartu Prakerja kembali kepada tujuan awalnya. Hal tersebut terkait kondisi pandemi saat ini yang telah mereda serta mobilitas masyarakat berjalan menuju normal.

"Kita harap di semester kedua ini kondisinya membaik dan bisa menjadi moda awal untuk pelatihan. Kita juga tidak membatasi siapa yang mau ikut program ini. Tapi, sasarannya untuk orang-orang yang mau dilatih untuk re-skilling atau up-skilling," jelasnya.

Rudi mengatakan, setiap tahun program Kartu Prakerja mendapatkan modal sebesar Rp10 triliun. Dana tersebut digunakan untuk menjalankan program peningkatan kemampuan pekerja yang selama dua tahun ini yang dilakukan secara daring atau online.

Namun, tambah Rudi, anggaran modal yang diberikan untuk program Kartu Prakerja bisa saja meningkat jika pelatihan dilakukan secara luring atau offline.

"Kuota ini akan tergantung pelatihannya buat online atau offline. Kalau pelatihannya offline akan lebih besar dari yang dijalankan selama 2 tahun ini," katanya.

Insentif Program Kartu Prakerja Salah Sasaran

Sekadar informasi, insentif program Kartu Prakerja kepada 119.494 peserta senilai Rp289,85 miliar terindikasi salah sasaran berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2021.

Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari angkat suara mengenai hal ini. Kata Denni, BPK menyatakan Kartu Prakerja salah sasaran karena diberikan kepada pekerja dengan gaji di atas Rp3,5 juta.

"Ibu Ketua BPK menyampaikan statement-nya bahwa terdapat 119.000 penerima Kartu Prakerja senilai Rp289 miliar tidak tepat sasaran, karena, mereka ini gaji dan upahnya di atas Rp3,5 juta," ujar Denni.

Lebih lanjut, Denni menjelaskan, angka Rp3,5 juta tersebut berpatok dari syarat penerima bantuan subsidi upah (BSU) pegawai agar tidak tumpang tindih.

Sementara di dalam program Kartu Prakerja, sejak awal regulasinya tidak didesain secara spesifik, berapa besaran gaji yang berhak menjadi peserta.

"Misalnya ada seorang sopir upahnya UMR Rp 4,5 juta, itu ya boleh untuk kemudian mengambil pelatihan. Jadi di Kartu Prakerja ini kan terbuka untuk semua orang," tuturnya.

Artikel ini telah tayang dengan judul Program Kartu Prakerja Terus Lanjut hingga Masa Jabatan Jokowi Berakhir.

Selain program Kartu Prakerja, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.