ACEH - Beberapa waktu lalu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengaku mengutuk serangan di Masjid Al-Aqsa yang dilakukan oleh Israel terhadap jemaah muslim di wilayah tersebut. Dia juga mengaku mengutuk ancaman terhadap status atau semangat para jemaah. Erdogan mengatakan hal tersebut saat berbicara dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Erdogan menyampaikan komentarnya di tengah upaya Turki dan Israel dalam beberapa minggu terakhir untuk menormalkan hubungan kedua negara. Hal tersebut sebagai bagian dari serangan pesona regional yang diluncurkan oleh Ankara pada 2020.
BACA JUGA:
Serangan di Masjid Al-Aqsa
Pada Jumat, sedikitnya 152 warga Palestina menderita luka akibat bentrokan dengan polisi antihuru hara Israel yang terjadi di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa. Ini menjadi masalah terbaru terkait meningkatnya kekerasan yang telah menimbulkan kekhawatiran terhadap konflik yang lebih luas.
Sebagian besar cedera warga Palestina disebabkan oleh peluru karet, granat kejut, dan pemukulan dengan tongkat polisi, terang Bulan Sabit Merah Palestina.
"Selama panggilan kami, saya memberi tahu Presiden Abbas, saya sangat mengutuk intervensi Israel terhadap jemaah di Masjid Al-Aqsa, kami akan menentang provokasi dan ancaman terhadap status atau semangatnya," tulis Presiden Erdogan di Twitter, seperti dikutip VOI dari Reuters, 18 April.
"Turki selalu mendukung Palestina," tegas Presiden Erdogan.
Presiden Erdogan kemudian mengatakan, dia telah membahas perkembangan di Al-Aqsa dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, menambahkan 'intervensi dan provokasi' Israel memiliki hasil yang tidak dapat diterima. Mereka juga membahas kemungkinan langkah bersama untuk perdamaian regional.
Diketahui, Turki di masa lalu telah meluncurkan berbagai inisiatif di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi untuk Kerjasama Islam (OKI), terhadap tindakan Israel terhadap Palestina dan kebijakannya mengenai Yerusalem atau statusnya.
Konflik Palestina dan Israel Terkait Masjid Al-Aqsa
Kompleks Al-Aqsa berada di atas dataran tinggi Kota Tua Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967, dan dikenal oleh umat Islam sebagai al-Haram al-Sharif, atau Tempat Suci. Sementara bagi orang Yahudi sebagai Kuil Gunung.
Ketegangan tahun ini telah meningkat saat bulan suci Ramadan bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi.
Turki, yang mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, mengatakan pihaknya yakin pemulihan hubungan dengan Israel juga akan membantu menemukan solusi untuk masalah ini, tetapi tidak akan mengabaikan komitmen kepada Palestina untuk hubungan yang lebih baik dengan Israel.
Awal bulan ini, Presiden Erdogan telah memberi tahu timpalannya dari Israel Presiden Isaac Herzog, yang juga dia temui di Ankara bulan lalu, Ankara mengharapkan pihak berwenang Israel untuk peka terhadap Al-Aqsa selama Ramadan, menekankan pentingnya mengizinkan orang Palestina memasuki Israel.
Bulan lalu pula, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan dia akan mengunjungi Israel dan Palestina dengan Menteri Energi Fatih Donmez pada pertengahan Mei, membahas penunjukan kembali duta besar dengan mitra Israel-nya selama kunjungan.