Kementerian Kesehatan Soroti Warga Berobat ke Luar Negeri, Negara Kehilangan 11,5 Miliar Dolar AS per Tahun
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwo saat mengisi kuliah umum dalam Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ke-31 dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Ke-22 di Banda Aceh, Kamis (24/3/2022). (ANTARA/Khalis Surry)

Bagikan:

ACEH - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan, warga Indonesia yang melakukan pengobatan di negeri mencapai satu juta orang setiap tahun. Tiga negara yang menjadi tujuan utama adalah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Terkait hal tersebut, negara kehilangan 11,5 miliar dolar AS.

“Kita setiap tahun kehilangan 11,5 miliar dolar AS karena banyak masyarakat Indonesia, sekitar 600 ribu hingga 1 juta orang, yang berobat keluar negeri,” terang Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwo, di Banda Aceh, Kamis, 24 Maret, dikutip VOI dari Antara.

Komitmen Kementerian Kesehatan Terkait Kesehatan dan Uang

Dante menyampaikan informasi tersebut di sela-sela kuliah umum yang dia berikan dalam Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-31 dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) ke-22 di Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Oleh sebab itu, lanjut Dante, pemerintah melalui Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi kesehatan, salah satu pilarnya adalah peningkatan kualitas layanan rujukan guna menekan banyaknya warga yang berobat ke luar negeri.

“Masalah kualitas layanan rujukan harus kita tingkatkan, masalah kepercayaan masyarakat harus kita tingkatkan, sehingga kita bisa menekan banyaknya orang yang kemudian berobat keluar negeri,” jelasnya.

Dante mengatakan, transformasi layanan rujukan itu akan fokus kepada mortalitas penyakit utama, seperti stroke, penyakit jantung, diabetes melitus, sirosis, tuberkulosis, dan beberapa penyakit lainnya.

“(Penyakit) ini yang disinyalir menyebabkan banyaknya orang-orang berobat ke luar negeri. Kita akan upayakan pengobatan ke luar negeri itu menjadi berkurang,” jelasnya.

Dante mengatakan, peningkatan akses layanan rumah sakit menjadi sangat peting dalam memberi layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.

Pembangunan Rumah Sakit Daerah Tertinggal

Mulai tahun 2021, terang Dante, pihaknya membangun rumah sakit pratama untuk daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan terluar. Bahkan, Kemenkes juga memprioritaskan pembangunan lebih 100 unit rumah sakit hingga 2024.

“Kita sudah bangun beberapa rumah sakit, dan kita prioritaskan hingga tahun 2024 nanti akan dibangun beberapa rumah sakit di daerah perbatasan, kepulauan terluar hingga lebih 100 rumah sakit,” katanya.

Menurutnya, sebanyak 95 persen dari layanan tersebut harusnya dirujuk ke rumah sakit yang kita bangun tersebut sehingga dana rujukan menjadi terkendali.

Komitmen itu dituangkan Kemenkes dalam enam pilar transformasi kesehatan yakni layanan primer berupa penanganan terhadap imunisasi, skrining kesehatan, stunting, serta Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB).

Selanjutnya pilar layanan rujukan yakni penanganan sembilan penyakit prioritas dengan mortalitas tertinggi, kemudian pilar ketahanan kesehatan yakni riset dan industrialisasi obat dan alat kesehatan dalam negeri.

Selanjutnya, pilar pembiayaan kesehatan yaitu fokus pada pembiayaan berbasis kebutuhan dasar kesehatan, pilar sumber daya manusia (SDM) kesehatan yakni produksi dan distribusi kekurangan 172 ribu dokter, serta pilar teknologi kesehatan berupa penerapan teknologi digital dan bioteknologi.

Artikel ini telah tayang dengan judul Wamenkes: Tiap Tahun Kita Kehilangan 11,5 Miliar Dolar AS karena Banyak Warga Indonesia Berobat Keluar Negeri.

Selain informasi dari Kementerian Kesehatan, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.