5 Makanan Pemicu Inflamasi yang Berpotensi Timbulkan Berbagai Penyakit
Ilustrasi makanan pemicu inflamasi yang peril dihindari (Unsplash/Fernando Andrade)

Bagikan:

ACEH - Inflamasi bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, dan alzheimer. Untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut atau mencegahnya semkain parah, Anda perlu lebih cermat dalam memilih makanan, termasuk makanan pemicu inflamasi.

Banyak ahli menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan pemicu inflamasi. Pemilihan makanan secara cerdas dan tepat akan membuat kesehatan tubuh lebih terjaga. Dikutip VOI dari Eating Well, berikut adalah beberapa jenis makanan yang perlu Anda hindari demi meminimalisir risiko mengalami inflamasi.

Berbagai Jenis Makanan Pemicu Inflamasi 

1. Makanan manis

Ada banyak jenis makanan manis dan Anda perlu tahu mana yang sehat dan yang tidak. Menambahkan gula pada makanan, perlu dihindari. Dalam takaran tertentu, gula bisa memicu inflamasi pada tubuh. Gula bisa meningkatkan potensi obesitas dan diabetes. Sementara, diabetes berpotensi memengaruhi kesehatan jantung.

American Heart Association merekomendasikan konsumsi maksimal 24 gram gula per hari, tepatnya, sejumlah 6 sendok teh. Untuk makanan lain, Anda perlu mengamati label komposisi. Gunanya untuk membatasi seberapa banyak Anda telah mengonsumsi makanan manis dalam sehari.

2. Olahan daging

Makanan yang berasal dari daging segar mengandung protein hewani. Protein diperlukan oleh tubuh, tentu dengan porsi tepat. Sementara, olahan daging yang menggunakan bahan tambahan, seperti nitrat sintetis dan garam, perlu dihindari.

Penelitian membuktikan bahwa rutin mengonsumsi daging olahan berkaitan dengan tinggingnya lemak jenuh sehingga menyebabkan inflamasi. Maka, batasi konsumsi daging khususnya daging olahan. Pilih daging segar dan ukur porsinya secara tepat supaya enggak berisiko pada kesehatan.

3. Makanan olahan

Tak hanya daging olahan, makanan olahan yang diproduksi untuk ready-to-eat atau grab-and-go perlu dipertimbangkan lagi supaya tidak sering dikonsumsi. Karena harganya tergolong murah, bahan, zat kimia tambahan untuk pewarna, dan perasa makanan mungkin akan menciptakan rasa sedap.

Namun kandungan tersebut bisa mengiritasi tubuh dan menyebabkan inflamasi. Apalagi tubuh akan lebih sensitif ketika terlalu sering mengonsumsi makanan tersebut.

4. Karbohidrat sederhana

Karbohidrat terbagi menjadi dua, karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbihidrat kompleks terkandung dalam sayuran dan buah-buahan segar yang mengandung serat. Sedangkan karbohidrat sederhana terdiri dalam tepung halus yang seringkali lebih besar berefek pada gula darah.

Penelitian menghubungkan makanan karbohidrat sederhana dengan peningkatan peradangan. Pada seseorang yang sering mengonsumsi makanan ini, bisa memengaruhi sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Cara menghindarinya, pilih makanan biji-bijian 100 persen dan makanan segar yang mengandung serat.

5. Terlalu banyak asam lemak omega-6 dan kurang omega-3

Asam lemak omega-6 sebagian besar masuk dalam tubuh lewat mengonsumsi makanan yang diolah dengan minyak nabati, seperti minyak jagung, kedelai, dan bunga matahari. Dalam takaran pas, asam lemak jenis ini bisa dibilang sehat. Tetapi jika kebanyakan, bisa meningkatkan risiko inflamasi lho.

Asam lemak omega-3 bermanfaat mengurangi inflamasi. Artinya, kedua asam lemak sehat ini perlu seimbang dikonsumsi.

Selain lima daftar di atas, Anda juga perlu mengonsumsi makanan sehat dan bersifat alami dengan petunjuk porsi dan ukuran tepat.