ACEH – Kementerian Pertanian (Kementan) diminta mengurangi importasi bawang putih yang jumlahnya bisa lebih dari 450.000 ton per tahun. Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin.
"Saya sangat menyayangkan belum ada perubahan situasi importasi bawang putih dalam negeri, di mana tiap tahun kita tinggi sekali angka impornya dari China. Sebesar 99 persen kita yang ambil, sisanya dari India, Taiwan, Amerika Serikat, dan Mesir yang angkanya hanya ratusan hingga maksimal 2.000 ton,” terang Andi, dalam keterangan tertulis, dikutip VOI dari Antara, Senin 20 Desember.
BACA JUGA:
Impor Bawang Putih dari China
Dia menjelaskan bahwa program-program di Kementan sudah sangat mendukung kinerja pemerintah, terutama dukungan anggaran. Melalui Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, setidaknya sebanyak Rp1,14 triliun telah dialokasikan pada 2021 melalui APBN. Namun, pemotongan anggaran akibat pandemi menjadikan APBN Kementan turun lebih dari setengahnya sejak 2015.
Meski demikian, Andi menyayangkan impor besar-besaran bawang putih dari China sejak enam tahun lalu. Diketahui, China merupakan produsen dan eksportir bawang putih terbesar di dunia.
Pada 2015, bawang putih dari China sebesar 482.000 ton, 2016 sebesar 445.000 ton, 2017 sebesar 550.000 ton, 2018 sebesar 585.000 ton, dan 2019 sebesar 472.000 ton. Bahkan yang terjadi selama ini, besarnya impor bawang putih menyebabkan komoditas ini selalu mengalami defisit neraca perdagangan dari 1996.
"Saya minta secara khusus kepada pemerintah melalui Kementerian Pertanian, setidaknya ada upaya mengurangi besaran importasi bawang putih di negara kita. Kegiatan dan program Kementan di Direktorat Jenderal Hortikultura mesti ada kisah suksesnya untuk menekan angka importasi bawang putih yang memang komoditas ini tidak banyak ditanam di Indonesia, dibandingkan dengan kebutuhan rakyat Indonesia yang sangat banyak," tutur dia.
Program untuk Petani Bawang Putih Dalam Negeri
Dia menyarankan agar ada bimbingan dan program yang menyasar langsung para petani bawang putih, seperti bantuan pembinaan, bibit, dan lain sebagainya. Anggota DPR siap terjun langsung mendampingi pemerintah sekaligus menjalankan fungsi pengawasannya.
Ia mengatakan, saat ini, dengan perizinan impor yang tertuang dalam Permendag Nomor 20/2021, para importir memprediksi bawang putih berpotensi mengalami kelangkaan pada 2022.
Kementerian Pertanian, kata dia, harus menjawab tantangan ini, sehingga importasi menurun dan kebutuhan masyarakat akan ketersediaan bawang putih terpenuhi dengan harga yang wajar dan terjangkau.
"Saya harap tahun depan ada perbaikan," kata dia.
Artikel ini telah tayang dengan judul Anggota DPR dari PKS: Saya Minta Mentan Syahrul Yasin Limpo Kurangi Impor Bawang Putih yang Setiap Tahun Mencapai 450.000 Ton.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Aceh.