Jangan Panik! Kenali Gangguan Panik pada Anak dan Sikap yang Dibutuhkan
Ilustrasi panik (Pexels)

Bagikan:

ACEH – Gangguan panik atau panic disorder merupakan salah satu gangguan kecemasan yang spesifik. Jika anak-anak menderita gangguan panik, ia akan mengalami serangan kecemasan secara tiba-tiba disertai perasaan takut yang intens.

Selain itu, ada gejala fisik yang bisa dirasakan, seperti detak jantung yang berdebar lebih cepat. Anak terkadang merasa tak nyaman, baik fisik maupun mental, saat gangguan panik menyerang. 

Serangan gangguan panik juga melibatkan keinginan kuat untuk melarikan diri dari situasi tersebut. Rasa gelisah yang muncul karena takut diserang rasa panik hanya akan menimbulkan serangan-serangan gangguan lainnya. Untuk itu, anak diminta tenang saat sedang mengalami gangguan panik. 

Tanda Anak Mengalami Gangguan Panik

Anak yang memiliki gangguan panik akan berusaha menghindari tempat atau kejadian di mana rasa panik dapat muncul tiba-tiba. Gangguan panik jarang terjadi pada anak usia dini, tetapi bisa menyerang saat anak berusia remaja.

Melansir Child Mind Institute, tanda-tanda yang bisa orang tua jadikan patokan untuk melihat apakah sang anak mungkin memiliki gangguan panik meliputi:

  • Serangan cemas datang dengan gejala fisik intens, termasuk jantung berdebar kencang, nyeri dada, kesulitan bernapas, pusing, mual, dan berkeringat.
  • Ketakutan tiba-tiba dan mengerikan akan kematian atau kehilangan kendali.
  • Perasaan bahwa dunia ini tidak nyata.
  • Keinginan kuat untuk melarikan diri dari mana pun mereka berada.
  • Serangan kecemasan berulang yang datang dengan cepat dan mencapai titik terburuknya dalam waktu sekitar sepuluh menit.
  • Ketakutan yang intens untuk mengalami lebih banyak serangan.
  • Menghindari tempat-tempat di mana mereka pernah mengalami serangan panik di masa lalu atau tempat-tempat yang sulit untuk melarikan diri, seperti keramaian atau ruang tertutup.

Sebagai orang tua, tentu saja cemas melihat anak memiliki gangguan panik. Alih-alih ikut panik, orang tua sebagai role model harus bisa memiliki kemampuan menenangkan si kecil. Ada perawatan efektif yang tersedia untuk anak-anak dengan gangguan panik. Perawatan tersebut melibatkan kombinasi terapi dan pengobatan.

Terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT) ditujukan untuk mengurangi rasa takut yang mengingatkan mereka akan situasi pemicu datangnya serangan panik. Seiring waktu, terapi ini bisa meredakan kecemasan anak.

Perawatan umum lainnya disebut exposure with response prevention. Terapi ini membantu mengurangi kecemasan secara perlahan dan hati-hati mengekspos anak pada situasi yang mengingatkan mereka akan serangan panik.

Obat yang disebut antidepresan telah terbukti berhasil mencegah serangan panik pada beberapa anak. Jika efek kurang terasa, maka obat anti-kecemasan seperti Xanax terkadang diresepkan sebagai gantinya.

Artikel ini telah tayang dengan judul Orangtua Jangan Risau, Begini Cara Menangani Anak yang Punya Gangguan Panik.

Selain cara menangani gangguan panik, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!