5 Perilaku Toksik yang Butuh Introspeksi Diri dan Pengendalian
Ilustrasi instrospeksi perilaku toksik (Unsplash)

Bagikan:

ACEH – Perilaku toksik atau beracun bisa membuat hidup enggak tenang. Bahkan tak jarang bisa membuat orang di sekitar merasa kesal atau perlahan menjauh. Perilaku yang merugikan ini kerap tak disadari sehingga butuh instrospeksi.

Perilaku toksik tak hanya berpotensi mengganggu orang di sekitar. Perilaku ini juga berhubungan atau bahkan bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental.  

Bentuk-Bentuk Perilaku Toksik

1. Meragukan diri sendiri

Setiap orang memiliki kapasitas masing-masing dan memperbandingkan apa yang telah dicapai oleh diri sendiri dengan orang lain tidaklah tepat. Justru membanding-bandingkan membuat semakin stres dan menekan.

Alih-alih berjuang dengan apa yang sudah diimpikan, seseorang justru sudah merasa capek sebelum berupaya sebab orang lain yang jadi tolak ukurnya. Jadi, cobalah untuk mengukur kapasitas sendiri tanpa mencari pembanding. Dengan begitu energi bisa terpusat untuk merealisasikan mimpi-mimpi.

2. Sering merasa bersalah dan mengkritik diri sendiri

Mengapa tidak melakukan hal A kalau hal B membuat gagal, pikiran tersebut sering terlintas ketika menyesal. Pikiran tersebut membuat diri sendiri masuk jurang penyesalan yang akhirnya jadi merasa bersalah dan mengkritisi diri sendiri.

3. Perfeksionis

Perilaku perfeksionis dianggap toxic sebab menilai sesuatu harus sempurna. Jika ada yang kurang sedikit, jadi enggak suka, ditolak, dan dikritik.

Tidak keliru memiliki perilaku perfeksionis, tetapi perlu sesuai kapasitas dan situasi. Apabila situasi tidak memungkinkan, justru butuh pengambilan keputusan yang fleksibel.

4. Menunda menyelesaikan tugas

Pada satu sisi, kemalasan merupakan hak seseorang. Sesekali bermalas-malasan bukan hal besar. Tetapi apabila menunda menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan orang lain atau hal-hal penting, ini adalah perilaku toxic. Sebab tidak hanya merepotkan diri sendiri, tetapi juga membuat orang lain repot.

5. Menomerduakan prioritas sendiri

Pada masa-masa sulit, urusan pribadi dan orang terdekat jadi prioritas. Artinya penting untuk memprioritasnya kepentingan sendiri dulu, baru memikirkan untuk membantu orang lain.  

Dalam kasus-kasus lain, memprioritaskan orang lain dan menomerduakan prioritas sendiri justru merugikan. Jika terlalu sibuk mengurusi urusan orang lain, maka urusan sendiri tak akan pernah selesai.

Apabila masih berperilaku toksik seperti poin di atas, agar lebih imbang hidupnya dibutuhkan introspeksi diri sendiri. Selain hidup imbang, perasaan dan pikiran jadi lebih tenang.

Artikel ini telah tayang dengan judul Perlu Introspeksi, 5 Perilaku Toksik Ini Bikin Hidup Enggak Tenang.

Selain perilaku toksik, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!