ACEH – PT Adhi Karya Tbk tak cuma menyasar pasar konstruksi nasional. Perusahaan BUMN ini juga akan merambah pasar konstruksi luar negeri, salah satu yang dibidik adalah perkeretaapian di Filipina.
Pundjung Setya Brata, Direktur Operasional 2 Adhi Karya, mengatakan bahwa pasar di luar negeri akan disesuaikan dengan strategi jangka panjang perseroan. Strategi jangka panjang perseroan adalah dalam pembangunan konstruksi kereta api.
BACA JUGA:
"Adhi Karya saat ini sudah dinobatkan sebagai champion di railway engineering constructions. Sehingga untuk pasar luar negeri pun dari produknya yang akan kami kejar juga dari sisi railway engineering constructions," terang Pundjung dalam konferensi pers virtual, Selasa, 25 Mei.
Target Pasar Adhi Karya adalah ASEAN
Terkait wilayah atau geografis dari pasar konstruksi luar negeri yang akan disasar Adhi Karya, terang Pundjung, adalah pasar di wilayah ASEAN atau Asia Tenggara.
"Utamanya yang saat ini sedang banyak proyek perkeretaapian adalah di Filipina, saat ini kita akan mengikuti 6 paket pekerjaan railway commuter line di Filipina yaitu Calamba Extension di situ ada enam paket dan tendernya di tahun ini dengan harapan bahwa tahun depan kita setidaknya mendapatkan satu kontrak bidang railway di Filipina di tahun 2022," kata dia.
Diketahui, hingga bulan April 2020, emiten BUMN kontruksi berkode ADHI tersebut mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp3,6 triliun di luar pajak.
Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada April 2021, meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 89 persen.
Selain itu, ADHI juga mendapatkan kontrak di bidang properti sebesar 10 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Sementara, pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Gedung sebesar 29 persen, jalan dan jembatan sebesar 29 persen, serta proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 42 persen.
Adapun, berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 70 persen, BUMN sebesar 22 persen, sementara swasta/lainnya sebesar 8 persen.
Artikel ini telah tayang di VOI.id dengan judul Adhi Karya Bidik Proyek Kereta Api di Filipina, Targetnya Bisa Dikerjakan di 2022. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!