ACEH - Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto diinfokan berencana membeli jet tempur generasi ke-5, F-35. Hal tersebut diketahui ketika ia melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS) menemui Menteri Pertahanan AS, Mark Esper pada Oktober 2020.
Keinginan Menhan ini disoroti pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie. Menurutnya, Indonesia tidak harus punya alat utama sistem pertahanan (alutsista) itu karena tidak ada kejelasan atau peta jalan (roadmaps) akan digunakan untuk apa jet tempur generasi ke-5 itu.
BACA JUGA:
"Menhan (Prabowo Subianto) kita tiba-tiba pingin beli F-35. Come on, kita bukan aliansi Amerika Serikat, kita ngapain beli F-35. Mau ke mana? Siapa yang mau kita datengin. Boro-boro ngurusin F-35, ngurusin staf mereka aja bisa kelelep (KRI Nanggala-402) tanpa jelas," terang Connie dalam diskusi virtual pada Minggu, 25 April.
Kemungkinan permainan industri senjata dunia
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi I, Farhan, menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu menambah tugas Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, untuk mendampingi Prabowo Subianto dalam menjalin diplomasi industri pertahanan.
"Untuk memastikan bahwa di balik proposal pembelian atau retrofit alutsista itu pasti ada skenarionya. Nah itulah yang harus diperhatikan," kata Farhan.
Farhan mengatakan bahwa harus diakui ada skenario atau permainan dari industri senjata dunia terkait persoalan alutsista Indonesia. Bahkan, lanjutnya, banyak negara berlomba melakukan penawaran kepada Indonesia.
"Mereka melihat betapa butuhnya Indonesia terhadap modernisasi industri pertahanan ini. Penawaran-penawaran luar biasa (banyak)," katanya.
Ia mencontohkan, Farhan mengatakan bahwa dirinya mendapat laporan dari seorang jenderal bintang 3 di TNI. Kepada Farhan, ia mengatakan mendapat undangan khusus untuk menyaksikan manuver F-35 secara langsung di AS.
"Dia juga terheran-heran. Walaupun dia diundang, tetapi kan dia tidak punya kewenangan untuk menandatangani pembelian. Tetapi mereka sudah tahu ada beberapa sosok tokoh yang memang bisa menyuarakan dan memberikan pengaruh kepada para pembuat keputusan," ucapnya.
Keinginan Prabowo Subianto akan sulit untuk terwujud sebab ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Indonesia untuk bisa mendapatkan F-35.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, yang saat itu menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS mengatakan bahwa Indonesia harus terlebih dahulu memiliki pesawat generasi ke-4 dan ke-4,5.
"Untuk mencapai ke F-35 itu, kita harus mempunyai pesawat F-16 Blok 72. Ini pesawat F-16 termutakhir sebelum bisa mendapatkan pesawat tempur F-35," terang Lutfi, Senin, 2 November 2020.
Lutfi bilang AS akan memberikan penawaran terbaru bagi Indonesia. Hal itu untuk menyiasati waktu tunggu yang panjang untuk mendapatkan pesawat tempur.
"Mereka akan memberikan yang terbaik tanpa reservasi," tuturnya.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!