ACEH - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut perempuan punya peran strategis dalam membentengi masyarakat, terutama lingkup keluarga, dari pengaruh paham radikalisme dan terorisme. Hal tersebut disampaikan oleh Kasubdit Asia Pasifik dan Afrika Direktorat Kerja Sama Bilateral Deputi Kerjasama Internasional BNPT, Kolonel Sus Harianto.
“Perempuan diharapkan menjadi filter awal dan pendeteksi awal dari setiap kejanggalan yang ditemukan dalam keluarga masing-masing. Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama di dalam masyarakat kita,” terang Harianto, Kamis, 11 Agustus, dikutip VOI dari Antara.
BACA JUGA:
Peran Perempuan dalam Mencegah Radikalisme
Dia menjelaskan, dalam lingkungan keluarga, seorang perempuan atau ibu bisa menjadi partner dialog bagi anak dan suaminya mengenai berbagai hal, seperti keagamaan dan kebangsaan. Dia mengatakan bahwa radikalisme dan terorisme adalah kejahatan luar biasa dan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Menurut Harianto, dampak terorisme tidak hanya korban jiwa dan harta benda, tetapi juga merusak stabilitas dan ketahanan negara dalam bidang ekonomi, keamanan, ketahanan, sosial budaya, serta aspek-aspek yang lain.
“Terorisme menjadi ancaman bagi peradaban modern dan merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia yang tidak memandang suku, ras, agama dan bangsa,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa Kamsina menilai kegiatan itu penting dalam upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme, terutama di daerah setempat, dengan pelibatan masyarakat terutama kaum perempuan.
“Radikalisme dan terorisme adalah fenomena yang menjadi fokus negara-negara di dunia. Radikalisme dan terorisme ini adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan,” kata dia.
Radikalisme dan Terorisme Mengancam Kedaulatan Bangsa dan Negara
Radikalisme dan terorisme, kata dia, bisa mengancam eksistensi serta kedaulatan bangsa dan negara. Selain itu, radikalisme dan terorisme tidak melihat level status seseorang, orang tua atau anak-anak, profesi semua telah dimasuki, termasuk saat ini kaum milenial. Oleh karena itu, lanjutnya, perlu kerja sama semua pihak untuk memerangi paham ini.
Ia juga mengatakan, tugas memerangi terorisme dan radikalisme bukan hanya tanggung jawab BNPT dan pemerintah tetapi tanggung jawab bersama, termasuk kaum perempuan.
“Kita harus bergotong royong atau bekerja bersama untuk melawan radikalisme dan terorisme ini. Kita sebagai masyarakat adalah ujung tombak dan pemerintah harus banyak membuat berbagai forum penyadaran radikalisme dan terorisme,” katanya.
Artikel ini telah tayang dengan judul BNPT: Perempuan Berperan Strategis Bentengi Warga dari Radikalisme.
Selain radikalisme, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.