Perbedaan Jerawat Stres dan Jerawat Hormonal, Pernah Mengalami?
Ilustrasi Jerawat Stres (iStockphoto)

Bagikan:

ACEH - Hampir semua orang pernah mengalami masalah kulit berupa jerawat. Jerawat juga bisa dipengaruhi oleh stres. Bukankah ini berhubungan dengan hormon? Jadi, apa perbedaan jerawat stres dan jerawat hormonal?

Saat seseorang mengalami stres, hormon stres meningkat sehingga memicu kelenjar minyak untuk memproduksi lebih banyak minyak. Inilah yang memicu munculnya jerawat. Hormon juga memainkan peran yang sama, seperti dikutip VOI dari Byrdie.

​​Nah, jika jerawat muncul saat menstruasi, kemungkinan besar orang tersebut mengalami jerawat hormonal, bukan jerawat stres. Perubahan hormonal, terutama peningkatan kadar androgen, punya efek yang sama dengan kelenjar minyak.

Perbedaan Jerawat Stres dan Jerawat Hormonal

Hal yang bisa membedakan adalah mencari atau melacak pemicu jerawat. Sebagai contoh, jerawat stres muncul saat kesehatan mental tidak stabil, sedangkan jerawat hormonal bisa muncul saat mendekati siklus menstruasi.

Lokasi jerawat stres juga bisa bervariasi. Jika Anda biasanya berjerawat di lokasi yang sama (sekitar dagu atau rahang), kemungkinan besar jerawat itu adalah jerawat hormonal. 

Hal yang berbeda terjadi saat stres. Jerawat stres biasanya muncul di area yang paling berminyak di sekitar wajah, misalnya daerah t-zone. Jerawat biasanya pembesaran pori-pori, kilap, komedo, whiteheads, dan kulit yang tidak rata atau kasar. Jerawat biasa tidak muncul dengan gejala yang menyertainya, sedangkan jerawat stres sering disertai dengan tanda-tanda seperti kemerahan dan gatal.

Stres emosional memicu peningkatan pelepasan hormon stres kortisol. Peningkatan kortisol memicu respons sistemik dalam tubuh yang berpotensi berdampak pada sistem imun, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan proses pertumbuhan.

Jerawat Stres Bisa Terjadi pada Usia Berapa pun

Kortisol adalah kunci dalam menyebabkan jerawat stres juga. Saat kadar kortisol meningkat, mereka mengganggu kadar hormon yang mengatur keseimbangan sebum dan mengakibatkan pori-pori tersumbat dan muncul jerawat.

Lebih banyak produksi minyak berarti lebih banyak pori-pori tersumbat, dan pori-pori lebih tersumbat berarti lebih banyak jerawat. Jerawat stres bisa terjadi kapan saja, pada usia berapa pun.

Perawatan jerawat, seperti asam salisilat bisa kamu dapatkan tanpa resep. Atau kamu bisa mengompres jerawat dengan air hangat atau dingin untuk mengurangi rasa sakit atau kemerahannya.

Jika jerawat stres tampaknya sering terjadi, maka cobalah mengganti rutinitas perawatan kulit. Temukan produk yang cocok dengan kulitmu.

Minum banyak cairan, makan makanan yang sehat, dan lakukan hal-hal yang bisa mengelola stres, seperti lebih banyak tidur dan bersantai. Terakhir, bicara dengan dokter kulit jika kondisinya sangat mengganggumu.