Mengenal Depresi Postpartum, Perubahan Psikologis Usai Melahirkan
Ilustrasi faktor penyebab depresi postpartum (Unsplash/Alex Pasarelu)

Bagikan:

ACEH - Ada banyak hal yang berubah bagi pasangan muda setelah melahirkan anak pertama. Salah satu kondisi yang bisa terjadi adalah depresi postpartum, yaitu perubahan suasana hati yang parah. Postpartum depression kadang disalahartikan sebagai baby blues.

Dua hal ini punya efek yang sama, yaitu mengganggu kemampuan ibu untuk merawat bayi dan menangani tugas sehari-hari. Namun, depresi postpartum dan baby blues adalah hal yang berbeda.

Mengenal Depresi Postpartum

Gejala dari kondisi psikologis ini tidak bisa didiognosis secara mandiri. Saat sang ibu mengalami perubahan suasana hati, menangis berlebihan, sulit menjalin ikatan anaknya, dan lebih menyendiri maka perlu melakukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Selain itu, depresi postpartum juga bisa dialami oleh sang ayah. Gejala yang bisa muncul antara lain sulit tidur atau insomnia, terlalu banyak tidur, kelelahan luar biasa, tidak minat melakukan aktivitas biasa, mudah marah, merasa tak berharga, malu, dan merasa bersalah.

Ketakutan bukan menjadi orang tua yang baik juga bisa jadi salah satu perasaan yang perlu diatas. Pada kondisi yang parah, seseorang perlu teman untuk berbagi cerita dan rasa takutnya. Depresi postpartum pada situasi yang ekstrim dan merupakan kondisi langka, disebut dengan psikosis pascamelahirkan. Umumnya berkembang dalam minggu pertama setelah perempuan melahirkan. Kondisi ini membutuhkan perawatan segera karena pikiran yang mengganggu bisa mengancam jiwa.

Kelelahan, kewalahan, kecemasan, dan perubahan pola makan serta pola tidur juga dialami sang ayah pasca pasangannya melahirkan. Dikutip VOI dari Mayo Clinic, efek negatif kondisi psikologis baik pada ayah maupun ibu pasca melahirkan dapat memengaruhi perkembangan anak. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran orang sekitar untuk merangkul dan menjadi support system untuk pasangan muda.

Beberapa Hal yang Berpotensi Sebabkan Depresi Pascamelahirkan

1. Perubahan fisik

Setelah melahirkan, hormon estrogen dan progesteron mengalami penurunan drastis. Perubahan hormon ini bisa memicu perubahan suasana hati secara signifikan. Hormon lain yang diproduksi oleh kelenjar tiroid juga bisa menurun tajam, ini membuat seseorang pascamelahirkan merasa lelah, lesu, dan tertekan.

2. Masalah emosional

Saat Anda kurang tidur dan kewalahan, mungkin kesulitan menangani masalah kecil sekalipun. Rasa cemas tentang kemampuan merawat bayi baru lahir hingga citra tubuh bisa memicu masalah emosional.

3. Faktor risiko

Bukan hanya dialami setelah melahirkan anak pertama, setiap ibu yang memiliki riwayat depresi, gangguan bipolar, memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami depresi, pernah mengalami peristiwa yang membuat stres selama setahun terakhir, mengalami masalah dalam hubungan, memiliki support system yang lemah dan masalah keuangan, merupakan faktor yang meningkatkan risiko mengalami depresi postpartum.

Itulah penyebab dari depresi postpartum yang perlu diketahui. Sebagai langkah pencegahan, selain memeriksakan kesehatan janin dan sang ibu, perlu juga dipantau oleh dokter secara cermat tentang gejala emosional ibu.

Artikel ini telah tayang dengan judul Mengenali Faktor Penyebab Depresi Postpartum, Perubahan Suasana Hati yang Parah setelah Melahirkan.

Selain penyebab depresi postpartum, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.