ACEH - Konflik antara gajah dan manusia di Kabupaten Pidie, Aceh, menjadi yang paling sering terjadi sepanjang 2021. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud.
"Tercatat sebanyak 61 interaksi negatif antara manusia dan gajah di Kabupaten Pidie. Ini tertinggi di Provinsi Aceh,” terang Fadhlullah di Sigli, dikutip VOI dari Antara, Selasa, 8 Maret.
Saat ini interaksi negatif terjadi di beberapa kecamatan di Pidie, yaitu di Kecamatan Padang Tiji, Mila, Sakti, Keumala, Tangse, Mane, Geumpang, Tiro, Glumpang Tiga, dan Muara Tiga. Dia mengatakan, sebagian besar harapan ekonomi masyarakat Pidie berasal dari hasil perkebunan.
Konflik Gajah dengan Manusia di Pidie
Meski demikian, sejak tahun 2015 gajah mulai menimbulkan konflik dengan memasuki dan merusak tanaman masyarakat. Fadhlullah berharap ada solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk menyelesaikan konflik gajah dengan manusia yang kerap terjadi di kabupaten itu.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto menyampaikan, akan melakukan beberapa upaya dalam menyelesaikan konflik gajah dan manusia di antaranya pemasangan pagar kejut, dengan titik pemasangan di Turu Cut-Mane sekitar 7.000 meter, Blang Dalam-Lutueng-Mane sekitar 5.000, Keumala Dalam sekitar 2.500 meter dan wilayah Tiro 6.000 meter.
Kemudian Pemasangan GPS Collar juga akan dilakukan dan akan dipasangkan di wilayah Tiro, pemasangan GPS Collar nantinya dapat memonitor posisi dan pergerakan gajah setiap hari sehingga dapat dipergunakan untuk mitigasi konflik gajah dan manusia.
Selanjutnya upaya lain yang akan dilakukan adalah, strategi penyesuaian komoditi dan pilihan alternatif mata pencaharian serta penetapan Kawasan Ekosistem Essensial (KEE), penetapan KEE selain sebagai koridor penghubung wilayah jelajah gajah juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan wisata alam yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif baik terhadap pendapatan pemerintah daerah maupun masyarakat.
Tag: nusantara gajah perkebunan pidie aceh