PKS Menyebut Indonesia Holocaust Museum di Minahasa Harus Ditutup
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta (ANTARA)

Bagikan:

Aceh - Belum lama ini anggota Komisi I DPR Fraksi PKS, Sukamta, mengatakan bahwa Indonesia Holocaust Museum yang baru saja diresmikan di Minahasa, Sulawesi Utara, harus ditutup. Museum ini dibangun oleh komunitas Yahudi di Tondano, Minahasa.

"Museum Holocaust di Tondano harus ditutup. Indonesia sejak dulu tidak mengakui Israel karena kelakuannya yang terus menjajah tanah Palestina. Israel telah melakukan aneksasi terhadap wilayah Palestina hingga sekarang," terang Sukamta, Jumat 4 Februari, dikutip VOI.

Indonesia Holocaust Museum, Palestina, dan Indonesia

"Museum ini tujuannya dibangun untuk mengingat kekejaman Nazi Jerman. Tapi pembuat museum (Bangsa Yahudi Israel) saat ini sedang melakukan kekejaman-kekejaman kepada rakyat Palestina setiap hari," lanjut Sukamta.

Selain itu, lanjut Sukamta, pendirian museum holocaust di Indonesia tidak sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo, yaitu menolak produk Israel.

"Presiden Jokowi beberapa waktu lalu pernah menyatakan boikot terhadap produk-produk Israel," terang Sukamta.

Tujuan Pembangunan Indonesia Holocaust Museum

Sebelumnya, Rabi Yahudi di Sinagoge Shaar Hasyamayim, Yaakov Baruch, menjelaskan tujuan pendirian Museum Holocaust di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.

"Pertama, karena itu untuk mengenang keluarga oma saya atau nenek saya yang meninggal di Holocoust. Kemudian yang kedua itu, untuk edukasi ke masyarakat umum tentang bahayanya rasisme dan kebencian," terang Yaakov, Kamis, 3 Februari.

"Dari peristiwa holocoust ini kita lihat rasisme dan kebencian itu kalau tidak dilawan bisa mengakibatkan keburukan, bisa melahirkan holocoust, jadi sangat-sangat berbahaya," lanjutnya.

Yaakov mengatakan, proses pengerjaan Indonesia Holocaust Museum memakan waktu hampir tiga bulan. Pembangunan awal museum ini dilakukan pada Oktober 2021 dan diresmikan pada Kamis, 27 Januari.

"Kita memang mengejar target harus selesai dan diresmikan tanggal 27 Januari. Karena hari itu ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Peringatan Holocaust," ucapnya.

Ia berharap dengan adanya museum ini sekiranya anak-anak muda bisa belajar, bahwa dari sekarang itu harus melawan namanya kebencian atau rasisme terhadap etnis atau kelompok tertentu.

"Jadi yang kita lawan sekarang bukan hanya antisemitisme atau anti-Yahudi, tapi juga misalnya Islamofobia, anti-Kristen atau anti-Buddha, Hindu, semua itu harus dilawan sejak dini," tuturnya.

Menurut dia, jangan sampai ada hal seperti itu yang dibiarkan, karena holocaust nanti bisa terjadi lagi di masa depan terhadap etnis yang lain.

"Ini yang coba kita hindari, dan khususnya juga kami hindari jangan sampai juga terjadi untuk Komunitas Yahudi tentunya," katanya.

Soal hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel, Rabi Yaakov Baruch tak berkomentar panjang. Ia menegaskan, pihaknya tidak ada urusanya dengan politik dengan masalah tersebut.

"Karena bangunan museum ini murni dari kami sendiri, hanya untuk mengenang tentang yang terjadi terhadap bangsa kami, keluarga kami," paparnya.

Artikel ini telah tayang dengan judul PKS: Museum Holocaust di Minahasa Harus Ditutup.