Lindungi Anak, Kebiasaan Merokok Sejak Dini Lebih Susah Berhenti Dibanding Orang Dewasa
Ilustrasi orang merokok (Pexels)

Bagikan:

ACEH – Berbagai hal dilakukan untuk mengampanyekan dampak negatif rokok. Anak-anak serta remaja mesti dilindungi dari rokok karena dampak kecanduan nikotin bagi mereka lebih kuat daripada orang dewasa.

Pandang Tedi Adriyanto, Spesialis penyakit dalam dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa salah satu kandungan kimia dalam rokok adalah nikotin yang bisa menimbulkan kecanduan.

BACA JUGA:


"Semakin dini mulai merokok, maka akan semakin sulit untuk berhenti. Selain itu, kecanduan rokok bisa menjadi pintu gerbang untuk mencoba narkoba jenis lainnya," terang Pandang, Selasa, 1 Juni, dikutip dari ANTARA

Dalam tinjauan kesehatan, semakin muda seseorang mulai merokok, semakin besar pula risiko kerusakan paru-paru dan organ lain dalam tubuh, seperti pembuluh darah dan jantung.

Rokok Berdampak kepada Perokok dan Orang di Sekitarnya

Ia juga mengingatkan soal bahaya paparan nikotin terhadap tumbuh kembang anak, yaitu gangguan kecerdasan dan tingkah laku hingga gangguan konsentrasi karena kerusakan pada korteks cerebri.

Orang tua mesti menyadari bahwa kebiasaan merokok tak hanya berdampak kepada diri sendiri, melainkan juga orang lain, termasuk buah hati. Seorang anak bisa jadi perokok perokok pasif bila dikelilingi lingkungan perokok, baik di rumah, sekolah, maupun tempat bermain.

"Bahkan anak dalam kandungan bisa disebut menjadi perokok pasif bila ibu yang mengandungnya merokok saat hamil," katanya.

Anak juga bisa jadi perokok tangan ketiga, yakni mereka yang menghirup racun dari asap rokok yang diembuskan perokok, kemudian menempel dan mengontaminasi benda-benda atau tubuh.

Kementerian Kesehatan mencanangkan sebanyak 5 juta orang berhenti dari kebiasaan merokok melalui serangkaian program kerja yang digaungkan pada peringatan Hati Tembakau Sedunia 2021 yang jatuh pada 31 Mei.

Prevalensi perokok pada kelompok usia anak-anak 10—18 tahun, meningkat 7,2 persen 2013 menjadi 9,1 hingga 2018.

Kebiasaan merokok menyumbang presentase angka kematian terbesar kedua di Indonesia setelah hipertensi, sebab merokok menyebabkan banyak penyakit tidak menular yang berhubungan erat dengan merokok seperti kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit paru oktsotivcoronis, stroke, serta penyakit yang berhubungan dengan kanker lainnya.

Pada 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan penggunaan tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun yang terdiri atas 7 juta orang pengguna aktif tembakau untuk rokok, sedangkan 1,2 juta orang merupakan perokok pasif.

Artikel ini telah tayang di VOI.id dengan judul Fakta: Orang yang Merokok Sejak Muda Lebih Sulit Berhenti, Anak Harus Dilindungi. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!

Terkait