ACEH - Tenaga kesehatan asal Indonesia diminati oleh banyak negara. Bukti dari hal tersebut adalah adanya kerja sama terkait penempatan tenaga kesehatan asal Indonesia di sejumlah negara. Informasi ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan.
Menurut Plt. Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Sugiyanto, pendayagunaan tenaga kesehatan ke luar negeri bisa meningkatkan profesionalisme yang berdaya saing global. Selain itu, ini bisa menjadi pintu besar bagi lapangan kerja.
BACA JUGA:
“Hal ini mampu membuka lapangan kerja yang luas. Nantinya perawat tersebut diharapkan dapat menerapkan pengalaman dan kemampuan yang didapat selama di luar negeri untuk dapat memperkuat sistem kesehatan Indonesia,” terang Sugiyanto, Kamis, 21 April, dikutip VOI.
Kerja Sama Internasional Tenaga Kesehatan
Salah satu contoh dari kerja sama penempatan tenaga kesehatan di luar negeri adalah Kemenkes memfasilitasi ketersediaan beberapa perawat asal Indonesia untuk bekerja di rumah sakit Kementerian Kesehatan Arab Saudi melalui program mandiri. Menteri Kesehatan Arab Saudi memiliki usul supaya program tersebut bisa dilaksanakan berkesinambungan secara G to G atau antarpemerintah.
Kerja sama yang lain dilaksanakan pada tahun 2021. Lebih dari 160 orang perawat terpilih diterbangkan ke Belanda untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan. Fase pelatihan bahasa dan budaya Belanda dilasanakan sejak awal tahun 2020 untuk mempersiapkan perawat Indonesia yang akan diberangkatkan ke Belanda.
Selain itu, ada juga kerja sama antara Indonesia dengan Jepang. Kerja sama ini dimulai pada tahun 2007 melalui penandatangan perjanjian Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
"Ada 2 jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan jepang yaitu Perawat dan Caregiver," ucap Ahmad Syahrudin Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Kerja Sama Tenaga Kesehatan Wajib Lulus Tes Tertentu
Ahmad menuturkan, salah satu persyaratan menjadi perawat di Jepang, antara lain calon pekerja wajib lulus tes ujian nasional dan diberi kesempatan ujian nasional sebanyak 3 kali dalam masa kontraknya.
“Sama halnya dengan program penempatan perawat Indonesia ke Jerman, para kandidat wajib lulus uji kompetensi, ujian nasional, dan persyaratan lainnya. Selain itu, para kandidat juga harus mengikuti kursus Bahasa Jerman terlebih dahulu sebelum ujian,” urainya.
Kemudian, BP2MI juga tengah membuka pendaftaran dan seleksi Perawat bagi program G to G (Government to Government) ke Jerman Batch II.
Artikel ini telah tayang dengan judul Ternyata Tenaga Kesehatan Indonesia Banyak Diminati Negara Lain.
Selain tenaga kesehatan asal Indonesia, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.