Risiko Melamun Terlalu Sering bagi Kesehatan Mental
Ilustrasi kebanyakan melamun atau dikenal melamun maladaptif (Unsplash/Revolt)

Bagikan:

ACEH - Sejumlah studi menyebut bahwa orang yang suka melamun adalah orang cerdas. Namun, ada risiko melamun terlalu sering atau melamun maladaptive, yaitu memengaruhi kesehatan mental.

Dikutip VOI dari Sleep Foundation, lamunan maladaptive bisa terjadi dengan sangat mendalam dan panjang sehingga pelakunya terpisah dari dunia nyata di sekitarnya. Risiko dari lamunan maladaptive tak hanya terkait hubungan sosial, tetapi juga pekerjaan, sekolah, tidur, dan kehidupan sehari-hari.

Mengenal Melamun Maladaptive dan Risikonya

Orang yang melakukan lamunan maladaptive menghabiskan waktu hingga 4,5 jam sehari untuk hanya untuk melamun. Orang-orang tersebut mungkin sangat asyik dengan dunia batin yang ada di pikiran sehingga sulit berpijak di kenyataan. Karena lamunan yang dialami sangat menyita perhatian, lamunan maladaptive bisa menyebabkan tekanan emosional. Yang membuat sangat dilematis, terlepas dari keinginan kuat untuk melamun, umumnya juga membuat seseorang merasa buruk. Ini akan membuat kesehatan mental seseorang terganggu.

Para ahli memperkirakan sekitar 47 persen dari jam bangun, kita melintasi lamunan. Namun melamun maladaptive membuat terpisah dari kenyataan hingga mengganggu seseorang dalam melakukan tugas. Melamun maladaptive bisa berkembang sebagai strategi koping dalam menanggapi trauma. Karena dunia batin mungkin terasa lebih aman daripada pengalaman yang terjadi di luar.

Pada tahun 2002, melamun maladaptive pertama kali didefinisikan dan belum diakui dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Prevalensi melamun maladaptive juga tidak diketahui, tetapi kondisinya lebih umum dialami orang-orang dengan kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif.

Gejala Melamun Maladaptive

Melamun maladaptive ditandai dengan gejala lamunan yang intens dan jelas alur ceritanya, karakter, latar, lamunan dipicu oleh peristiwa dunia nyata atau rangsangan sensorik, ekspresi wajah yang tidak disadari, gerakan tubuh berulang, berbicara mengiringi lamunan, berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam, keinginan kuat untuk terus melamun, sulit fokus dan menyelesaikan tugas, sulit tidur. Lamunan yang mengganggu ini juga dibuktika beberapa studi, menemukan bahwa pelamun maladaptive cenderung memiliki imajinasi aktif sebagai anak-anak.

Untuk mengatasi melamun maladaptive belum ada pengobatan resmi. Perawatan lewat terapi dan membentuk kebiasaan sehat disarankan untuk dilakukan. Kebiasaan sehat antara lain meningkatkan kualitas tidur, mendapatkan tidur yang pas, kurangi kelelahan, berjemur matahari pada pagi hari, kurangi konsumsi minuman kafein, olahraga setiap hari dan makan dengan baik.

Selain menjalankan kebiasaan sehat, mengenali atau mengidentifikasi gejala penting dilakukan. Misalnya dengan mencatat dan membuat jurnal harian. Jika merasa kecanduan melamun dan sulit diatasi sendiri dengan dukungan orang terdekat, bicarakan dengan ahli.

Artikel ini telah tayang dengan judul Kebanyakan Melamun, Ternyata Berisiko pada Kesehatan Mental.

Selain risiko melamun terlalu sering, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.