Bagikan:

JAKARTA – Artificial Intelligence (AI) merupakan salah satu pendorong teknologi saat ini. Teknologi ini bisa menguntungkan para pengiklan di Meta, tetapi juga bisa digunakan secara tidak bertanggung jawab. 

Tak sedikit orang yang memanfaatkan AI untuk menipu atau memeras orang lain. Bahkan, teknologi ini bisa digunakan untuk membuat konten palsu yang merugikan atau deepfake. Untuk mengatasi hal seperti ini, Meta meluncurkan label AI pada konten iklan tahun lalu.

Perusahaan yang menaungi Facebook dan Instagram itu tidak melarang penggunaan konten AI bagi para pengiklan. Sebaliknya, perusahaan itu memberikan label yang menunjukkan bahwa konten yang penggunanya lihat dibuat menggunakan AI atau alat berbasis AI.

"Kami terus memprioritaskan transparansi dan tanggung jawab dalam batasan pengiklan kami," kata Meta dalam siaran resminya. "Kami memberi label pada iklan yang dibuat atau diedit secara signifikan menggunakan fitur kreatif AI generatif kami."

Selama setahun, pemberian label ini telah ditingkatkan melalui kerja sama dengan para ahli, pemangku kepentingan, dan mitra industri di seluruh dunia. Untuk saat ini, Meta menggunakan pendekatan multi-cabang untuk menentukan kapan label AI harus diberikan. 

"Label kami dirancang untuk membantu orang memahami saat gambar dan video telah dibuat atau diedit secara signifikan dengan alat AI generatif internal kami," jelas Meta. "Label ini akan muncul di menu tiga titik atau di samping label 'Disponsori'."

Meta menjelaskan perbedaan label yang ditampilkan di samping label bersponsor dan di dalam menu titik tiga. Jika pengiklan hanya mengedit menggunakan fitur kreatif AI milik Meta, baik untuk gambar ataupun video, label AI akan dimasukkan ke dalam menu titik tiga 

Namun, Meta juga bisa menempatkan menunya di samping label Disponsori. Khusus untuk penyertaan foto realistik yang dihasilkan AI, Meta akan menampilkan labelnya di samping label Disponsori. Dengan begitu, pengguna bisa menyadari bahwa foto yang dilihat adalah AI.