Bagikan:

JAKARTA – Saat ini, media sosial menjadi platform penting yang harus dimiliki masyarakat, khususnya bagi anak muda. Dengan menggunakan platform ini, masyarakat bisa mencari dan membagikan informasi.

Namun, kepopuleran media sosial membuat platform ini menjadi sasaran empuk penjahat siber. Hal ini terjadi karena media sosial memiliki banyak data pribadi dan biasanya terhubung juga ke platform lainnya sehingga pencurian data bisa terjadi di antarplatform. 

Untuk menghindari upaya peretasan, Anda perlu memperkuat keamanan akun media sosial yang Anda gunakan. Namun, sebelum itu, Anda perlu mengetahui aplikasi apa saja yang menjadi sasaran peretas. Berikut ini daftarnya, mengutip dari Makeuseof.

Facebook

Aplikasi ini memiliki tiga miliar pengguna aktif setiap bulannya dan bisa diakses di seluruh dunia. Sebagai salah satu media sosial terbesar dan tertua, Facebook menyimpan banyak sekali informasi pribadi sehingga tak lepas dari sasaran para penjahat siber.

Ada banyak data yang bisa dicuri dari akun Facebook, mulai dari tanggal lahir informasi alamat email, nomor telepon, lokasi tempat tinggal, hingga detail pembayaran. Biasanya, seluruh data ini bisa didapatkan dengan metode penipuan phishing atau malware

Instagram 

Instagram merupakan aplikasi populer kedua yang juga banyak diincar oleh penjahat siber. Platform ini tidak hanya menyimpan foto dan video, tetapi juga menjadi alat monetisasi bagi para kreator. Media sosial ini dipenuhi influencer, pebisnis, dan akun besar lainnya. 

Peretas senang menargetkan akun-akun besar dengan jumlah pengikut yang banyak. Biasanya, model kejahatan di Instagram adalah pencurian akun untuk melakukan penipuan. Namun, beberapa peretas juga memeras pemilik akun besar untuk mendapatkan uang tebusan. 

WhatsApp 

Meski terenkripsi end-to-end, WhatsApp tidak sepenuhnya aman. Aplikasi ini masih bisa diakses oleh para peretas dengan menargetkan autentikasi pengguna. Misalnya, pengguna melakukan phishing agar bisa mengambil alih akun korbannya. 

Jika sudah berhasil mencuri akun pengguna, metode penipuannya hampir sama dengan yang ditemukan di Instagram. Peretas bisa menipu kontak korban untuk mendapatkan uang atau menyebarkan tautan berbahaya agar menyusup ke akun WhatsApp lainnya. 

Dari beberapa aplikasi ini, cara paling tepat untuk melindungi akun Anda adalah dengan menggunakan kata sandi yang kuat dan unik. Hindari penggunaan kata sandi yang standar atau mudah ditebak. Selain itu, jangan mudah percaya dengan orang lain.

Jangan pernah membuka tautan dari orang yang tidak dikenal atau dari situs web asing. Hindari juga pemberian kode autentikasi kepada siapa pun yang menghubungi Anda, termasuk pihak yang mengaku sebagai pengelola media sosial dengan alasan terjadi 'kesalahan akun'.