Survei: 23% Pengguna Aplikasi Kencan Online Pernah Mengalami Penguntitan
Beberapa contoh aplikasi kencan online (foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah survei yang ditemukan Kaspersky yang mewawancarai 1000 orang dari 21 negara di dunia mengungkapkan bahwa mereka siap mengambil langkah-langkah untuk melindungi dirinya dalam menggunakan aplikasi kencan online.

“Internet adalah hal yang brilian dan menawarkan segudang kemungkinan. Namun seiring dengan adanya peluang, muncul pula ancaman dan salah satunya adalah kemudahan akses terhadap data yang dapat dilacak yang membuat kita rentan terhadap penyalahgunaan”, kata David Emm, Peneliti Keamanan Utama di Kaspersky. 

Berdasarkan survei itu, setidaknya ada 23% responden mengaku pernah mengalami ancaman dari aplikasi kencan online berupa penguntitan dan pelecehan online, akibat oversharing atau berbagi informasi pribadi secara berlebihan.

Lebih dari sepertiga (39%) responden bahkan pernah melaporkan beberapa bentuk kekerasan atau pelecehan yang dilakukan oleh pasangannya, yaitu 16% responden menerima email atau pesan yang tidak diinginkan dan 13% telah difilmkan atau difoto tanpa persetujuan mereka. 

Selain itu, sebanyak 10% orang lainnya mengakui bahwa lokasi mereka telah dilacak, 10% mengaku akun media sosial atau email mereka telah diretas, dan, 7% sisanya telah memasang perangkat penguntit (stalkerware) di perangkat mereka tanpa persetujuan.

Secara proporsional, lebih banyak responden perempuan yang pernah mengalami beberapa bentuk kekerasan atau pelecehan dibandingkan responden laki-laki (42% berbanding 36%). 

Faktanya, 34% responden mengatakan mereka khawatir akan kemungkinan dikuntit secara online, dan responden perempuan sedikit lebih khawatir terhadap prospek tersebut dibandingkan laki-laki (36% merasa khawatir dibandingkan dengan 31% responden laki-laki).

“Menurut saya, sangat bagus jika orang-orang mengambil langkah-langkah untuk memverifikasi identitas secara online, dan ini akan mendorong orang-orang untuk berhenti sejenak dan melakukan pengecekan cepat terhadap informasi, kata sandi, atau data apa pun yang mereka bagikan, untuk menghindari agar informasi tersebut jatuh ke tangan yang salah,” saran Emm lebih lanjut. 

Terkait