Pemilik Baru Chelsea Bakal Meneruskan Mimpi Roman Abramovich, tapi Beda Cara
Stadion Chelsea, Stamford Bridge. (Foto: Twitter @ChelseaFC)

Bagikan:

JAKARTA - Konsorsium pemilik Chelsea yang dipimpin Todd Boehly, bakal membangun kembali Stadion Stamford Bridge. Alih-alih mengikuti desain besar dari pemilik sebelumnya, Roman Abramovic, pembangunan akan dikerjakan secara bertahap.

Boehly bersama pemilik saham The Blues lainnya, telah mulai mempersiapkan peremajaan untuk stadion klub. Menurut laporan SunSport, sosok 40 tahun itu merencanakan pengerjaan secara bertahap untuk pergantian dan peningkatan tribun.

Kemudian hotel di belakang Shed End juga akan diratakan dengan tanah.

Boehly kabarnya telah menunjuk arsitek Janet Marie Smith yang sebelumnya pernah mengerjakan sejumlah renovasi stadion-stadion di Amerika. Smith nantinya akan mengawasi tugas monumental membangun kembali stadion monumental itu.

Smith dianggap sosok tepat untuk menjalan proyek ini. Pasalnya, ia tercatat mengerjakan Taman Oriole Baltimore, Stadion Olimpiade Atlanta, Taman Fenway Boston Red Sox dan Stadion Dodger di LA.

Apa yang diatur Boehly ini jelas berbeda dengan rencana dari Abramovich. Taipan asal Rusia itu sebelumnya merencanakan pembangunan kembali Stamford Bridge dengan total dana senilai 1,4 miliar poundsterling atau 25 triliun rupiah.

Dalam rencana Abramovich, Chelsea akan membangun stadion baru berkapasitas 60.000. Hal itu dilakukan untuk memenuhi permintaan suporter sekaligus bersaing dengan rival mereka secara komersial.

Ketika itu, sejumlah lokasi telah dilirik. Termasuk White City, barak Chelsea, dan Rumah Sakit Chelsea dan Westminster.

Pembangkit Listrik Battersea juga merupakan area yang menarik untuk Abramovich saat masih memimpin klub asal London tersebut. Namun, desain besar tersebut banyak diejek penggemar.

Di tahun 2012 The Blues bahkan mengajukan tawaran untuk membeli lokasi Pembangkit Listrik Battersea dan mengubahnya menjadi kandang mereka.

Empat cerobong asap bangunan rencananya akan dipertahankan sebagai bagian dari desain yang mencakup 15.000 kursi satu tingkat. Namun, mimpi itu pupus ketika sebuah konsorsium Malaysia membeli situs tersebut seharga 400 juta pound.

Earls Court yang merupakan Pusat Pameran pernah berdiri juga sempat dieksplorasi, tetapi rencana itu dibatalkan pada tahun 2010.