JAKARTA - Menyambut Lebaran tahun ini, unit ska asal Jakarta, Sentimental Moods menggarap ulang karya monumental Ismail Marzuki yang kerap didengar setiap perayaan Idulfitri, “Hari Lebaran”.
Dibawakan dengan irama khas musik ska yang riang, rhythm section (gitar, kibor, bass, perkusi, drum) dan brass section (saksofon, trumpet, trombone) saling bersahut-sahutam di awal lagu, hingga masuk pada bait awal lagu.
Lewat aransemen yang dibuat Andy Gomez, Sentimental Moods mengajak Hara Josua sebagai kolaborator untuk mengisi vokal.
Sentimental Moods memberi judul lagunya “Selamat Lebaran”, yang notabene berbeda dengan penjudulan asli lagu ini. Namun salah satu yang perlu disorot, pilihan untuk membawakan lirik orisinal.
Unit yang terdiri dari sembilan personel ini tetap mempertahankan kritik sosial-politik yang coba diangkat Ismail Marzuki sebagai penulis lagu.
VOIR éGALEMENT:
Adapun, kritik sosial terdapat pada lirik, “Cara orang kota berlebaran lain lagi/Kesempatan ini dipakai buat berjudi/Sehari semalam main ceki mabuk brendi/Pulang sempoyongan kalah main pukul istri.”
Sementara, kritik atas kondisi politik terdapat pada lirik, “Maafkan lahir dan batin/Lang taon hidup prihatin/Kondangan boleh kurangin/Korupsi jangan kerjain.”
Dalam hal ini, Sentimental Moods tetap mempertahankan cara menyampaikan kritik yang jenaka, serupa dengan versi orisinal.
Meski tak banyak unsur kejutan, kemunculan bagian solo di tengah lagu, menghadirkan kesan berbeda. Selain liriknya yang penuh refleksi, arsmemen musiknya hadir sebagai penyeimbang yang sesuai.
Tanpa pretensi untuk menjadi viral dan menjadi terkenal dengan cepat, Sentimental Moods berharap garapan ulang yang dihadirkan mampu memberi warna untuk Lebaran tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya.