Bagikan:

JAKARTA - Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan pikiran (obsesi) dan/atau perilaku (kompulsi) yang tidak terkendali dan berulang yang dilakukan seseorang.

Gangguan ini seringkali disalahpahami karena orang mengaitkannya dengan sifat-sifat seperti perfeksionisme atau kerapian. yang terkadang merupakan gambaran OCD yang salah dalam budaya populer, film, atau TV.

Tidak hanya orang dewasa, banyak yang tidak menyadari bahwa anak-anak pun bisa mengalami kondisi tersebut. Faktanya, OCD sering kali dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja. Sekitar sepertiga orang dewasa hidup dengan OCD mengembangkan kondisi tersebut di masa kanak-kanak.

Jika anak Anda didiagnosis OCD, wajar sebagai orang tua jika ingin membantu. Bahkan, sangat bermanfaat bagi Anda terlibat dalam perawatan anak. Berikut beberapa kiat melakukannya secara efektif, melansir Psych Central, Jumat, 14 Maret.

Jaga komunikasi tetap terbuka

Anak-anak terkadang merasa malu atau dipermalukan oleh gejala OCD yang mereka alami, sehingga dapat membuat mereka menutup diri, menjauh dari teman-teman, dan berhenti meminta bantuan dari guru atau orang tua.

Akan sangat membantu jika Anda mencoba menyediakan waktu khusus berbicara dengan cara yang suportif serta mendengarkan anak tentang pikiran dan perasaan mereka. Pertimbangkan memberi tahu bahwa Anda telah memperhatikan perilaku tertentu dan beri tahu mereka bahwa Anda selalu ada untuk mendukung mereka tanpa menghakimi dan mendengarkan jika mereka ingin berbicara.

Terlibat dalam terapi

Anak dengan gangguan obsesif-kompulsif memerlukan terapi sebagai bantuan dan orang tua memainkan peran besar dalam hal ini. Terapis anak akan bekerja dengan anak secara langsung. Tetapi terapis juga akan membahas bagaimana Anda dapat membantu melatih, memperkuat, dan mendukung apa yang dilakukan terapis dalam sesi di rumah.

Bersabar selama proses berlangsung

Pengobatan untuk kondisi kesehatan mental apapun memerlukan waktu. Proses terapi tidak selalu cepat dan perbaikan akan terjadi secara bertahap. Anda mungkin terkadang khawatir bahwa proses ini tidak berhasil.

Ada baiknya mengingat bahwa dengan membawa anak menjalani terapi perilaku kognitif dengan profesional, Anda sudah melakukan banyak hal dalam membantu mereka.

Cobalah untuk tidak membiarkan

Sebagai orang tua, wajar saja jika Anda ingin melindungi anak dari hal-hal yang membuat mereka kesakitan atau stres. Jadi, jika anak takut akan sesuatu, naluri orang tua adalah membantu.

Misal, jika anak cenderung terobsesi bermain air, Anda mungkin akan tergoda membiarkan anak melakukannya hingga berjam-jam sampai anak merasa bosan. Namun, ingat jika melakukan hal tersebut berarti Anda berpartisipasi dalam kompulsi dan ritual mereka, serta secara tidak sengaja memperkuat OCD mereka.

Pastikan semua orang mematuhi aturan

Anak memerlukan pesan konsisten dalam hal belajar mengatasi OCD. Penting untuk berbicara dengan seluruh keluarga, serta guru dan pengasuh lainnya, tentang diagnosis anak sehingga semua orang dapat memiliki pandangan yang sama tentang cara terbaik  mendukung anak.

Ingatkan diri bahwa keadaan akan membaik

Akan ada saat-saat ketika mengelola OCD anak menjadi tantangan bagi orang tua. Bahkan, hampir dapat dipastikan, terutama di awal, bahwa bersikap tegas dan tidak akomodatif akan memperburuk keadaan sebelum membaik. Anak mungkin akan marah, merasa lebih tertekan, atau mengamuk. Di saat seperti ini, bersikap konsisten dan menolak untuk membuat penyesuaian bagi anak menjadi penting.

Apa pun yang terjadi, cobalah mengingat dua hal: Pertama, anak tidak menentang Anda dengan sengaja. Mereka berusaha sebaik mungkin mengelola tekanan dan kondisi kesehatan mental merekalah yang menyebabkan mereka tampak menentang. Dan kedua, wajar bagi Anda merasakan hal yang sama. Entah itu frustrasi, khawatir, atau bersalah, cobalah sedikit memaafkan diri sendiri.

Cari dukungan bagi diri sendiri

Beberapa orang tua merasa terbantu mencari terapi bagi diri mereka sendiri karena OCD bisa memengaruhi seluruh anggota keluarga. Jika Anda merasa hal itu dapat membantu, pertimbangkan menghubungi terapis atau kelompok pendukung.