JAKARTA - Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini umum terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Jika tidak ditangani dengan cepat, DBD dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.
Gejala DBD
Dilansir dari laman Mayo Clinic, banyak orang yang terinfeksi virus dengue dengan tidak mengalami gejala. Jika muncul, gejalanya sering kali menyerupai flu dan berkembang dalam 4–10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Gejala umumnya seperti demam tinggi hingga 40°C, sakit kepala berat, nyeri otot, tulang, dan sendi, mual dan muntah, nyeri di belakang mata, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam di kulit.
Sebagian besar penderita akan pulih dalam waktu satu minggu. Namun, pada beberapa kasus, gejala dapat memburuk dan berkembang menjadi DBD parah yang berisiko menyebabkan pendarahan serius, syok, hingga kematian.
Tanda-tanda DBD parah yang perlu diwaspadai seperti nyeri perut yang hebat, muntah terus-menerus, pendarahan dari gusi atau hidung, darah dalam tinja, urine atau muntah, memar atau pendarahan di bawah kulit, kesulitan bernapas atau napas cepat, hingga kelelahan ekstrem dan mudah marah.
Jika gejala ini muncul setelah demam mulai mereda, segera cari pertolongan medis karena kondisi ini bisa memburuk dengan cepat.
Penyebab DBD
DBD disebabkan oleh virus dengue yang terdiri dari empat jenis DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Virus ini tidak menular dari orang ke orang, tetapi ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi.
Proses penularannya yakni nyamuk menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue. Lalu, virus masuk ke dalam tubuh nyamuk dan berkembang biak. Berikutnya, nyamuk yang terinfeksi kemudian menggigit orang lain dan menularkan virus dengue ke dalam darahnya.
BACA JUGA:
Jika seseorang sudah pernah terkena DBD, ia akan memiliki kekebalan terhadap satu jenis virus, tetapi tetap bisa terinfeksi oleh tiga jenis virus lainnya. Infeksi ulang meningkatkan risiko mengalami DBD yang lebih parah.
Faktor Risiko DBD
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena DBD antara lain tinggal atau bepergian ke daerah tropis. Wilayah seperti Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika, dan Pasifik Barat memiliki tingkat infeksi DBD yang tinggi.
Lalu, pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya. Infeksi ulang oleh jenis virus dengue berbeda dapat menyebabkan gejala yang lebih parah.
Komplikasi DBD
DBD yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti, pendarahan, yakni pembuluh darah yang bocor dapat menyebabkan pendarahan di dalam tubuh.
Lalu, syok dengue, yakni tekanan darah turun drastis hingga menyebabkan gagal organ. Berikutnya, gagal organ. Jika tidak segera ditangani, DBD parah dapat menyebabkan kegagalan organ yang berakibat fatal.
Terakhir, DBD bisa sebabkan kematian. Tanpa perawatan yang tepat, DBD dapat berujung pada kematian, terutama pada anak-anak dan orang dengan sistem imun lemah. Pada ibu hamil, DBD juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau gangguan kesehatan lainnya.
Pencegahan DBD
Karena belum ada obat khusus untuk DBD, pencegahan menjadi langkah terbaik. Berikut beberapa cara mencegah DBD:
1. Vaksinasi
Vaksin DBD tersedia untuk orang yang tinggal di daerah dengan kasus DBD tinggi dan sudah pernah terinfeksi sebelumnya. Namun, vaksin ini belum menjadi metode pencegahan utama.
2. Menghindari Gigitan Nyamuk
- Gunakan pakaian lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu.
- Gunakan obat nyamuk yang mengandung DEET atau permethrin.
- Pasang kelambu atau tidur di ruangan ber-AC.
3. Mengurangi Populasi Nyamuk
- Menguras dan membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, dan pot bunga minimal seminggu sekali.
- Menutup wadah air agar nyamuk tidak bertelur.
- Mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air, seperti ban bekas dan botol plastik.