JAKARTA - Berurusan dengan pasangan yang menolak mengakui atau membahas masalah dalam suatu hubungan bisa sangat membuat frustrasi dan mengecewakan. Masalah yang belum terselesaikan ini dapat berdampak besar pada hubungan, yang menyebabkan jarak, kebencian, dan tekanan emosional. Aksi penolakan yang dilakukan pasangan ini merujuk pada istilah stonewalling.
Stonewalling merupakan perilaku umum di mana salah satu pasangan menutup komunikasi dan menghindari membahas masalah. Pasangan yang tidak komunikatif menciptakan hambatan signifikan dalam menyelesaikan konflik dan membangun keintiman emosional. Di sisi lain, ketidakmampuan yang dijadikan senjata melibatkan pura-pura tidak tahu atau tidak kompeten guna menghindari tanggung jawab dan menggagalkan diskusi tentang masalah hubungan. Kedua perilaku tersebut dapat mengikis kepercayaan, menumbuhkan kebencian, dan menghambat pertumbuhan dan kesehatan suatu hubungan.
Bagi pasangan yang menolak mengakui atau membahas masalah, berikut hal-hal yang perlu Anda lakukan:
1. Refleksi diri
Luangkan waktu mencari tahu alasan Anda menghindari percakapan sulit atau menyangkal masalah dalam hubungan. Pertimbangkan ketakutan, rasa tidak aman, atau pengalaman masa lalu yang mungkin memengaruhi perilaku Anda.
2. Jalani terapi individual
Bekerjasamalah dengan terapis untuk mengungkap dan mengatasi masalah emosional yang belum terselesaikan, hambatan komunikasi, atau mekanisme pertahanan. Yang mungkin berkontribusi terhadap penghindaran Anda terhadap masalah hubungan.
3. Berkomitmen untuk berkomunikasi secara terbuka
Tantang diri Anda terlibat aktif dalam diskusi dengan pasangan. Dengarkan perspektif mereka dengan penuh empati, dan ungkapkan pikiran serta perasaan Anda secara jujur dan autentik.
4. Kembangkan kesadaran emosional
Kembangkan praktik kesadaran untuk menjadi lebih selaras dengan emosi, pemicu, dan pola komunikasi Anda. Belajar mengatur emosi dapat membantu Anda menghadapi konflik hubungan dengan lebih jelas dan penuh empati.
5. Pertimbangkan terapi pasangan
Ikuti terapi dengan pasangan demi menciptakan lingkungan aman dan mendukung untuk komunikasi terbuka, penyelesaian konflik, dan pertumbuhan bersama. Seorang terapis terlatih dapat memfasilitasi dialog produktif, memberikan wawasan berharga, dan menawarkan alat untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.
BACA JUGA:
Sedangkan, bagi pasangan yang merasa tidak didengarkan atau diabaikan dalam hubungan, lakukan hal ini demi kesejahteraan mental;
1. Ekspresikan perasaan dengan tegas
Anda perlu mengekspresikan perasaan dengan baik jika ingin didengarkan. Gunakan pernyataan "saya" untuk mengomunikasikan emosi, kebutuhan, dan kekhawatiran Anda dengan jelas tanpa menyalahkan atau menuduh pasangan.
2. Tetapkan batasan
Menetapkan batasan juga perlu dilakukan dalam hubungan. Jelaskan perilaku apa yang tidak dapat Anda terima dan tetapkan batasan demi melindungi kesejahteraan emosional Anda. Komunikasikan batasan Anda dengan tenang dan tegas.
3. Bersikaplah sabar dan empati
Hubungan melibatkan dua orang di dalamnya. Oleh sebab itu, berusaha mengakui bahwa pasangan mungkin memiliki kesulitan dan rasa tidak aman sehingga menyebabkan mereka menghindari masalah. Lakukan diskusi dengan sabar, pengertian, dan kasih sayang.
4. Berikan contoh spesifik
Bisa jadi pasangan menolak membahas masalah karena sulit memahami masalah itu sendiri. Jadi, saat membahas masalah dalam hubungan, berikan contoh konkret untuk menggambarkan kekhawatiran Anda dan memfasilitasi pemahaman yang lebih jelas bagi pasangan.
5. Dorong bantuan profesional
Sebagai pelengkap dari ikhtiar yang di atas, Anda bisa mendorong pasangan mencari bantuan profesional. Sarankan terapi pasangan atau cari dukungan dari terapis berkualifikasi dalam mengatasi tantangan komunikasi, menyelesaikan konflik, dan memperkuat hubungan Anda.
Menjalin hubungan dengan pasangan yang menolak mengatasi masalah membutuhkan kesabaran, empati, dan kemauan untuk introspeksi dan berkomunikasi secara terbuka. Dengan memprioritaskan saling pengertian, rasa hormat, dan pertumbuhan bersama, kedua pasangan dapat bekerja sama mengatasi hambatan komunikasi dan membina kemitraan lebih sehat dan memuaskan.