Bagikan:

YOGYAKARTA – Berpuasa selama Ramadan, pengaruhnya signifikan pada tubuh. Penelitian banyak membuktikan manfaatnya, baik untuk mengontrol gula darah hingga berfungsi baik mengatur metabolisme. Saat berpuasa, umat Muslim tidak makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Di Indonesia, rata-rata tidak makan dan minum selama 12 jam.

Selama berjam-jam puasa, tubuh menggunakan simpanan karbohidrat yang tersimpan di hati dan otot serta lemak untuk sumber energi. Setelah makan sahur, kalori yang dikonsumsi dipakai untuk simpanan energi pagi hingga berbuka. Setelah berbuka, kalori diperoleh lagi dari minuman manis, kurma, dan makanan yang dikonsumsi.

Saat puasa, tubuh tidak dapat menyimpan air sehingga ginjal menyimpan air sebanyak mungkin dengan mengurangi jumlah yang hilang dalam urin. Namun, tubuh tidak dapat menghindari kehilangan sejumlah cairan lewat buang air kecil, berkeringat, dan bernapas. Kebanyakan orang yang berpuasa selama Ramadan akan mengalami dehidrasi ringan. Faktor yang memengaruhi, di antaranya cuaca dan aktivitas ke toilet serta berkeringat dan mengeluarkan uap air saat bernapas. Penelitian menunjukkan, dehidrasi ringan yang dialami tidak berbahaya bagi kesehatan.

bagaimana puasa memegaruhi tubuh
Ilustrasi bagaimana puasa memegaruhi tubuh (Freepik/stockking)

Melansir British Nutrition Foundation, Senin, 3 Maret, dehidrasi ringan tidak berbahaya asalkan cukup cairan yang dikonsumsi setelah berbuka puasa untuk menggantikan cairan yang hilang pada siang hari. Sebagai catatan, jika Anda tidak dapat berdiri karena pusing atau disorientasi, Anda harus segera minum air putih dalam jumlah sedang secara teratur. Idealnya, bisa minum air gula dan garam atau larutan rehidrasi. Apabila sampai pingsan karena dehidrasi, kaki harus diangkat di atas kepala oleh orang lain dan segera melakukan rehidrasi.

Selama berpuasa, bagi Anda yang biasanya mengkonsumsi minuman berkafein seperti teh dan kopi di siang hari, akan menyebabkan sakit kepala dan kelelahan. Hal ini mungkin dirasakan pada awal Ramadan atau beberapa hari saat awal puasa. Setelah beradaptasi, tubuh akan menyesuaikan diri untuk tidak mengkonsumsi kafein pada siang hari.

Nah, selama berpuasa disarankan berbuka dengan perlahan. Dibuka dengan minum air putih lalu bisa disusul dengan minuman manis atau kurma dengan jumlah terbatas. Makan perlahan juga disarankan, terlebih hindari makanan berlemak dan disarankan lebih banyak cairan. Minum banyak cairan, serta mengonsumsi makanan yang kaya cairan, seperti buah, sayur, yogurt, sup, dan semur, sangat penting untuk mengganti cairan yang hilang selama seharian dan memulai puasa keesokan harinya dengan tubuh yang terhidrasi dengan baik.

Camilan asin cukup mengasyikkan untuk dikonsumsi setelah tarawih, tetapi disarankan untuk dibatasi. Sebab garam merangsang rasa haus. Makanan yang digoreng, berkrim, dan manis juga harus dibatasi untuk mencegah bertambah berat badan selama Ramadan. Ramadan, bisa jadi momen tepat guna peningkatan keseimbangan pola makan.

Pada saat puasa Ramadan, mungkin akan memengaruhi sistem pencernaan. Kebiasaan makan yang berubah dan kurangnya cairan selama Ramadan, mungkin menyebabkan sembelit bagi sebagian orang. Untuk mengatasinya, disarankan lebih banyak konsumsi makanan berserat tinggi. Seperti biji-bijian utuh, sereal berserat tinggi, dedak, buah dan sayur, kacang-kacangan, lentil, buah kering dan kacang-kacangan bersama dengan banyak cairan. Selain itu, penting tetap melakukan aktivitas fisik ringan. Seperti berjalan-jalan setelah berbuka puasa.

Sebuah tinjauan meta-analisis oleh Jahrami et al. menyimpulkan, puasa Ramadan mungkin memiliki efek menguntungkan pada komponen sindrom metabolik, termasuk berat badan, tekanan darah, kadar glukosa, dan lipid. Meski dibutuhkan bukti lebih banyak lagi, tetapi rekomendasi terbaik mengacu pada penelitian tersebut. Seperti berbuka dengan banyak minum cairan, makan rendah lemak, dan perbanyak makan makanan yang mengandung gula alami.

Itulah penjelasan tentang bagaimana pengaruh puasa pada tubuh. Selain bisa membuat dehidrasi ringan, puasa juga berefek pada pencernaan dan mengalami sembelit. Itu artinya, penting untuk menyesuaikan menu berbuka dan sahur yang sehat sehingga tubuh dapat beradaptasi dengan baik.