Mengenal 4 Dampak Buruk Tidur dengan Jendela Terbuka bagi Kesehatan
Ilustrasi (Engy Nanguib/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Udara segar, semilir angin sejuk, gemerisik lembut dedaunan. Ada banyak hal yang terdengar menyenangkan ketika Anda tidur dengan jendela terbuka. Namun kenyataannya, ini bukanlah cara terbaik mendapatkan kualitas tidur malam yang nyenyak, kata Shelby Harris, PsyD, psikolog spesialis pengobatan tidur dan Direktur Kesehatan Tidur di Sleepopolis.

Inilah alasan mengapa tidur dengan jendela terbuka bisa berakibat buruk dan apa yang sebaiknya dilakukan.

Bisa Memperparah Alergi

Jika Anda memiliki alergi musiman, membiarkan jendela terbuka saat tidur adalah cara yang jelas-jelas dapat memicu alergi. Itu karena alergen seperti serbuk sari, jamur, dan ragweed dari luar dapat dengan cepat masuk ke dalam ruangan kata Zachary Rubin, MD, ahli alergi bersertifikat dan juru bicara American College of Allergy, Asthma and Immunology disadur Livestrong, Kamis, 7 Desember.

Sehingga, tidak menutup kemungkinan Anda akan terbangun dengan hidung tersumbat, hidung atau mata gatal, bahkan batuk. Selain itu, mulut juga terasa kering dan sakit kepala saat bangun di pagi hari, tambahnya. Itu sebabnya, jika Anda memiliki alergi, jurus teraman adalah menutup jendela saat tidur.

Membiarkan Polutan Masuk Jika Kualitas Udara Buruk

Membuka jendela kamar di malam hari ‌bisa bantu tingkatkan kualitas udara dalam ruangan. Dengan menurunkan kadar karbon dioksida atau polutan lainnya, menurut studi pada November 2022 di ‌Building and Environment.

Namun, jika kualitas udara di luar tidak bagus seperti kabut asap atau polusi, Anda justru membiarkan lebih banyak kotoran masuk, kata Dr. Rubin. Ini berlaku terutama jika Anda tinggal di daerah perkotaan dengan banyak lalu lintas, menurut National Institute of Environmental Health Sciences.

Suara Bising dari Luar Bisa Memengaruhi Kualitas Tidur

Saat membayangkan tidur dengan jendela terbuka, Anda mungkin membayangkan mendengar suara jangkrik atau desiran angin sepoi-sepoi jadi pengantar tidur. Namun jika Anda tinggal di jalan yang sibuk atau di daerah padat penduduk, ada kemungkinan Anda akan terbangun oleh mobil yang lewat atau tetangga yang berisik, kata Harris.

Penelitian mendukung hal ini. Orang-orang melaporkan merasa lebih lelah dan lebih sulit berkonsentrasi pada tes berpikir logis sehari setelah tidur dengan jendela terbuka. Meski mereka ‌merasa‌ tidurnya baik-baik saja, menurut uji coba terkontrol pada bulan Oktober 2016 di ‌Indoor Air‌.

Fluktuasi Suhu Bisa Mengganggu Tidur

Tentu menyenangkan rasanya berada luar ruangan pada malam musim panas yang hangat. Namun, suhu yang sejuk justru menguntungkan ketika Anda mencoba untuk tidur, kata Harris. Ternyata, suhu kamar tidur yang ideal adalah antara 15 dan 19 derajat Celsius, menurut Klinik Cleveland.

Lantas, apa boleh tidur dengan jendela terbuka? Jawabannya, tidur dengan jendela terbuka atau tertutup pada akhirnya merupakan pilihan pribadi. Tapi jika Anda mudah terbangun, sensitif terhadap perubahan suhu, atau memiliki alergi musiman serta kekhawatiran terhadap kualitas udara. Mungkin ada baiknya Anda tidak membuka jendela saat tidur.