Penyebab Penyakit Trigeminal Neuralgia, Nyeri Satu Sisi Wajah Serasa Sengatan Listrik
Ilustrasi penyakit trigeminal neuralgia (Freepik)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Penyakit trigeminal neuralgia memang belum begitu familiar di telinga banyak orang. Istilah medis ini digunakan untuk menyebutkan kondisi nyeri wajah akibat gangguan pada saraf trigeminal. Masalah kesehatan ini bisa berlangsung selama beberapa detik hingga menit dan kemungkinan terjadi berulang kali. Lantas apa penyebab penyakit trigeminal neuralgia?

Saraf trigeminal merupakan saraf nomor lima dari 12 pasang saraf yang berasal dari otak (saraf kranial). Rasa nyeri pada penyakit trigeminal neuralgia biasanya terjadi pada salah satu sisi wajah yang terasa seperti ditusuk atau disengat listrik. Kondisi nyeri ini paling sering dialami pada wajah bagian bawah dan rahang. 

Meski tidak sampai membahayakan nyawa, namun kondisi trigeminal neuralgia bisa mengganggu kenyamanan penderitanya dan membutuhkan penanganan medis. Lantas apa itu penyakit trigeminal neuralgia?

Penyakit Trigeminal Neuralgia

Trigeminal neuralgia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan munculnya rasa nyeri tiba-tiba di wajah, yang terasa seperti ditusuk atau terkena aliran listrik. Gejala ini muncul karena hipersensitivitas pada saraf trigeminal yang mengontrol fungsi motorik di area wajah, seperti mengunyah dan menggigit.

Sebenarnya trigeminal neuralgia adalah kondisi yang jarang terjadi dan memerlukan pemeriksaan secara mendalam. Sebagian besar kasus penyakit ini hanya terjadi pada satu sisi wajah. Bisa juga trigeminal neuralgia berdampak pada kedua sisi wajah, namun sangat jarang terjadi dalam waktu bersamaan.

Penyebab Penyakit Trigeminal Neuralgia

Faktor penyebab utama trigeminal neuralgia adalah terkait dengan tekanan yang diberikan oleh pembuluh darah atau pertumbuhan tumor pada saraf trigeminal. Selain itu, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh perubahan dalam struktur saraf trigeminal, seperti distorsi, distensi, dislokasi, dan atrofi saraf. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu trigeminal neuralgia, antara lain:

  • Hipertensi yang mempengaruhi aliran darah, termasuk sirkulasi darah ke saraf trigeminal.
  • Sinusitis yang menyebar ke area sekitar saraf trigeminal.
  • Kolesterol tinggi yang mengakibatkan pembuluh darah arteri mengeras dan menyempit karena terjadi penumpukan plak lemak (aterosklerosis).
  • Migrain, terutama tipe migrain dengan aura diketahui bisa meningkatkan risiko terkena trigeminal neuralgia.
  • Aktivitas fisik berlebihan dan trauma di area kepala dan wajah. seperti olahraga ekstrim, yoga kepala di bawah, atau high impact pada rahim. Meski demikian, aktivitas fisik tidak berhubungan langsung dengan kejadian trigeminal neuralgia. 
  • Komplikasi dari prosedur pembedahan.
  • Mempunyai riwayat stroke. 
  • Mempunyai riwayat penyakit multiple sclerosis.

Gejala Penyakit Trigeminal Neuralgia

Gejala yang ditimbulkan oleh trigeminal neuralgia dapat bervariasi, namun ciri umumnya adalah rasa nyeri di wajah tanpa aura yang datang secara tiba-tiba. Berikut ini sejumlah gejala yang biasa terjadi saat mengalami penyakit trigeminal neuralgia.

  • Nyeri wajah dengan intensitas tinggi yang terasa seperti tersengat listrik, ditusuk, hingga rasa terbakar. Kondisi nyeri ini dapat berlangsung dalam waktu singkat, dalam hitungan detik hingga beberapa menit, serta dapat berulang secara berkala.
  • Biasanya rasa nyeri hanya terjadi pada satu sisi wajah, seperti area pipi, dahi, dan dagu. Meski begitu ada juga beberapa kasus yang menimbulkan rasa nyeri pada kedua sisi wajah.
  • Biasanya rasa nyeri dialami karena dipicu oleh suatu rangsangan, seperti menyentuh wajah, berbicara, menyikat gigi, makan dan minum, dan gerakan ringan pada wajah.
  • Rasa nyeri bersifat episodik, yakni muncul secara tidak terduga dan menghilang untuk beberapa waktu sebelum muncul lagi. Periode tanpa gejala nyeri ini bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, hingga bulan.

Demikianlah ulasan mengenai penyebab penyakit trigeminal neuralgia dan gejala-gejalanya. Apabila Anda mengalami masalah kesehatan ini, ada beberapa treatment pengobatan yang bisa dilakukan mulai dari mengonsumsi obat-obatan tertentu, intervensi injeksi, hingga operasi tergantung dari tingkat keparahannya. 

Terkait