Gangguan Tidur Narkolepsi: Pengertian, Penyebab, dan Gejalanya
Ilustrasi sulit terjaga dari tidur ( Alexandra Gorn on Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Secara umum narkolepsi adalah gangguan tidur. Gangguan ini cukup mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya bahkan bisa berdampak pada gangguan kesehatan. Untuk mengetahui informasi tentang gangguan tidur narkolepsi, simak artikel berikut ini.

Gangguan Tidur Narkolepsi

Dikutip dari AI Care, narkolepsi adalah gangguan tidur fase Rapid Eye Movement (REM) yang membuat pengidapnya sulit mengontrol rasa kantuknya. Saat seseorang mengidap narkolepsi, mereka akan sulit untuk menahan kantuk bahkan jika ia belum lama terbangun dari tidurnya. Kondisi itu tentu membuat aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup jadi terganggu.

Dalam website resmi Kemenkes dikatakan bahwa narkolepsi merupakan gangguan kronis termasuk langka. Dari 2.000 orang kemungkinan penderitanya hanya satu orang, dan bisa menyerang dari usia 10 hingga 25 tahun. Selain itu kondisi narkolepsi kadang tak bisa dikenali sehingga ada pula yang yang tak menyadari ia telah terkena narkolepsi.

Penyebab Narkolepsi

Tidak diketahui secara pasti apa pemicu awal gangguan ini. Akan tetapi dalam beberapa kasus, ada penurunan senyawa kimia otak bernama hipokretin atau oreksin. Senyawa tersebut berperan untuk mengatur kewaspadaan. Penurunan hipokretin sendiri terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel penghasil senyawa hipokretin. Tak hanya itu, narkolepsi juga berkaitan erat terhadap gangguan di bagian otak yang berperan untuk mengatur fase tidur.

Seperti diketahui, fase tidur manusia dibagi menjadi dua yakni rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Di manusia normal, tidur akan dimulai dari fase NREM. DI fase ini gelombang otak melambat. Lalu setelah 1 jam, fase tidur bergantu ke REM dan di sinilah mimpi terjadi. Sedangkan pada narkolepsi, saat tidur pengidap langsung masuk ke REM tanpa melalui NREM.

Penyebab narkolepsi juga bisaa dipicu oleh penyakit tertentu yakni sebagai berikut.

  • Tumor otak
  • Cedera kepala
  • Ensefalitis
  • Multiple sclerosis

Potensi narkolepsi akan semakin besar terjadi pada kondisi tertentu yakni sebagai berikut.

  • Usia 10-30 tahun
  • Perubahan hormon seperti saat pubertas atau menopause
  • Mengalami stres
  • Pola tidur berubah secara tiba-tiba
  • Infeksi, seperti infeksi bakteri streptokokus atau infeksi flu babi
  • Kelainan genetik keturunan

Gejala Narkolepsi

Pengidap narkolepsi akan mengalami beberapa gejala yang muncul dalam beberapa minggu, atau bisa pula gejala terus bekembang hingga bertahun-tahun. Gejala narkolepsi yang umum terjadi adalah sebagai berikut.

  1. Rasa Kantuk Menyerang saat Siang atau di Luar Jam Tidur

Rasa kantuk yang muncul saat siang hari atau di luar jam tidur seseorang bisa jadi indikasi terkena narkolepsi. Pengidap biasanya bisa tidur kapan saja dan di mana saja, bahkan dalam kondisi apapun, termasuk saat Anda sedang bekerja di kantor. Pengidap bisa tidur dalam hitungan menit hingga jam, dan akan segar saat bangun. Namun kembali mengantuk setelah beberapa saat.

  1. Hilangnya Kekuatan Otot

Gejala ini disebut katapleksi, yakni hilangnya kekuatan otot secara mendadak. Pengidap akan kehilangan kontrol atas otot mereka sehingga bisa berdampak pada kesulitan bicara karena pelo. Gejala ini aka terjadi dalam hitungan menit dan bisa terjadi hingga satu kali.

  1. Kelumpuhan Ketika Tidur

Pengidap narkolepsi juga berpotensi mengalami kelumpuhan saat tidur. Kelumpuhan ini terjadi saat tidur di fase REM. Kelumpuhan juga terjadi dalam hitungan detik hingga menit. Dampaknya, pengidap bisa sulit terbangun dan berbicara, hingga jatuh dari tempat tidur.

  1. Halusinasi

Pengidap akan melihat atau mendengar sesuatu yang mereka anggap nyata padahal tidak. Bahkan halusinasi bisa terjadi menjelang tidur atau setelah tidur.

Itulah informasi tentang gangguan tidur narkolepsi. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.