Bagikan:

JAKARTA - Kesehatan seksual merupakan bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan, namun masih banyak orang yang masih percaya seputar mitos seputar seks yang salah kaprah.

Kurangnya pendidikan seksual, ditambah dengan budaya yang menganggap seks sebagai topik tabu, membuat berbagai mitos dan kesalahpahaman seputar kesehatan seksual masih terus beredar di masyarakat.

Sayangnya, mitos-mitos ini bisa berdampak buruk pada keputusan dan perilaku seksual seseorang, bahkan bisa membahayakan kesehatannya. Untuk itu, penting bagi kita semua, baik remaja maupun orang dewasa mengetahui informasi benar dan mitos belaka.

Berikut 5 mitos umum tentang kesehatan seksual yang perlu dibantah berdasarkan fakta medis dan ilmiah, seperti dilansir dari laman Boston University.

1. Mencabut Penis sebelum Ejakulasi Efektif Cegah Kehamilan

Mitosnya, metode mencabut penis sebelum ejakulasi efektif mencegah kehamilan. Faktanya, metode yang dikenal sebagai withdrawal atau coitus interruptus hanya sekitar 78% efektif. Ini berarti, dari 100 pasangan yang menggunakan metode ini, sekitar 22 di antaranya tetap mengalami kehamilan dalam setahun.

Selain itu, cairan pra-ejakulasi atau 'pre-cum' juga bisa mengandung sperma, sehingga masih ada kemungkinan kehamilan terjadi meskipun ejakulasi tidak terjadi di dalam vagina. Jadi, untuk perlindungan yang lebih efektif, gunakan kondom atau metode kontrasepsi lain yang telah terbukti lebih andal.

2. Tidak Bisa Hamil saat Haid

Mitos kedua adalah wanita tidak bisa hamil jika sedang haid. Faktanya adalah meski kemungkinannya kecil, tetap ada peluang untuk hamil saat menstruasi. Sperma bisa hidup di dalam tubuh hingga lima hari, sehingga jika Anda berhubungan seks di akhir masa haid dan ovulasi terjadi lebih awal dari perkiraan, sperma bisa tetap bertahan serta membuahi sel telur. Jadi tetap gunakan perlindungan jika tidak sedang merencanakan kehamilan.

3. IMS Menular Jika Ada Gejalanya

Mitos berikutnya infeksi menular seksual (IMS) bisa menular ke pasangan jika ada gejalanya. Banyak IMS tidak menunjukkan gejala sama sekali. Bahkan, penyakit seperti klamidia, gonore, dan herpes bisa menular meski penderitanya tidak menyadari dirinya terinfeksi. Oleh karena itu, penting untuk rutin melakukan tes IMS, idealnya setiap tiga bulan sekali jika aktif secara seksual atau setiap kali berganti pasangan.

4. Gunakan Dua Kondom Sekaligus Lebih Aman

Mitos selanjutnya adalah pria yang menggunakan dua kondom sekaligus lebih aman untuk pasangan. Faktanya adalah menggunakan dua kondom bersamaan justru bisa meningkatkan risiko robek, karena gesekan antar kondom. Alih-alih lebih aman, ini bisa membuat kondom tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Gunakan satu kondom berkualitas baik dan sesuai cara pakai yang benar untuk perlindungan terbaik.

5. IMS Bisa Menular Lewat Dudukan Toilet

Mitos terakhir adalah IMS bisa menular lewat dudukan toilet. Faktanya, IMS tidak bisa tertular hanya karena duduk di toilet umum. Virus dan bakteri penyebab IMS tidak bisa bertahan lama di permukaan benda mati, apalagi yang kering dan dingin seperti dudukan toilet. IMS biasanya hanya menular melalui kontak langsung antar alat kelamin, darah, cairan tubuh, atau hubungan seksual tanpa pengaman.