YOGYAKARTA – Kram setelah berhubungan seks banyak dikeluhkan wanita. Meskipun ini mungkin disebabkan hal-hal yang umum, tetapi ada penyebab kram setelah berhubungan seks yang perlu ditanggapi secara serius. Pada kondisi ini, menandai tidak normal dan membutuhkan perawatan medis. Berikut, waspadai penyebab kram setelah berhubungan seks.
1. Kelelahan otot dasar panggul
Penelitian menunjukkan, seks melibatkan aktivitas fisik intensitas sedang. Setara dengan jogging, berenang, atau rowing. Seks juga menuntut otot dasar panggul bekerja lebih, otot ini juga berfungsi membantu menahan urin dan tinja. Selain juga berperan pada vulva dan panggul, serta mendorong darah ke klitoris saat ereksi. Pada pria, otot bulbospongiosus dan ischiocavernosus memaksa darah masuk ke penis untuk ereksi, menahannya dengan kuat agar tetap tegak, dan berkontraksi kuat untuk membantu ejakulasi. Karena termasuk otot rangka, otot dasar panggul rentan kram otot yang berhubungan dengan olahraga atau aktivitas fisik lain, termasuk hubungan seksual.
2. Dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit
Potensi mengalami kram cenderung meningkat ketika beraktivitas yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan elektronik melalui keringat. Jadi, jika Anda mengalami dehidrasi atau kekurangan elektrolit, juga dapat menyebabkan kram setelah berhubungan seks.

3. Ovulasi dan dalam masa kehamilan
Bagi wanita, saat sikus menstruasi memengaruhi terjadi kram setelah berhubungan seks. Karena saat siklus, kadar hormon luteinisasi meningkat sehingga meningkatkan kontraksi otot polos dan dapat menyebabkan nyeri yang terasa di satu sisi panggul. Pada kehamilan normal dengan risiko rendah, setelah berhubungan seks juga rentan mengalami kram. Perlu diketahui, penting untuk periksa ke obgyn apabila kram diikuti gejala lainnya yang mengganggu.
4. IUD terutama yang terbuat dari tembaga
IUD merupakan alat kontrasepsi yang umumnya diketahui menyebabkan kram. Berdasarkan penelitian dengan tinjauan sistematis dilansir mbgrelationship, Minggu, 8 Desember, menemukan bahwa IUD tembaga dapat menyebabkan kram yang lebih parah.
Selain karena penyebab yang disebutkan di atas, wanita dengan fibroid uterus atau tumor non-kanker, juga 63 persen yang mengalaminya melaporkan kram setelah berhubungan seks. Sebuah penelitian tahun 2017 juga melaporkan, wanita dengan sindrom ovarium polikistik, 70 persen yang mengalaminya melaporkan rentan mengalami kram setelah beraktivitas fisik yang pelibatkan otot dasar panggul. Endometriosis menyebabkan peradangan dan wanita yang mengalaminya rentan merasakan kram setelah berhubungan seks.
Pada pria, peradangan kelenjar prostat juga dapat menyebabkan ejakulasi menyakitkan. Selain juga rentan mengalami nyeri setelah berhubungan seks, termasuk kram.
BACA JUGA:
5. Sistitis interstisial
Sebuah studi terhadap pasien wanita dengan sistitis interstisial atau kondisi yang memengaruhi kandung kemih dan dapat menyebabkan sering buang air kecil, menemukan lebihs erring kram perut daripada wanita yang bisa mengontrol buang air kecil.
6. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kencing atau kemin, menyebabkan sensasi kejang. Ini mungkin menyebabkan terasa seperti kram perut.
7. Infeksi menular seksual
Nyeri perut dan kram dapat menjadi tanda infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika kram setelah berhubungan seks terjadi terus-menerus, atau disertai gejala lain, seperti pendarahan, pembengkakan, demam, kembung, pusing parah, atau sakit kepala, sebaiknya konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.