2.929 Kosmetik Ilegal dan Mengandung Bahan Berbahaya di Aceh Disita BBPOM
Petugas BBPOM di Banda Aceh memperlihatkan kosmetik ilegal dan mengandung bahan berbahaya di Banda Aceh/Via ANTARA

シェア:

ACEH - Beberapa waktu yang lalu Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh, Provinsi Aceh, menyita 2.920 kosmetik ilegal atau tidak mengantongi izin edar dan mengandung bahan berbahaya. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BBPOM Banda Aceh, Yudi Noviandi.

"Ada 2.920 kosmetik berbagai jenis yang disita dalam operasi penertiban pasar di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh," terang Yudi di Banda Aceh, Selasa, 2 Agustus, dikutip VOI dari Antara.

Nilai Ekonomi Kosmetik Ilegal di Aceh yang Disita

Dia menjelaskan, 2.817 kosmetik yang disita bernilai jual sekitar Rp51,1 juta. Sementara, 103 kosmetik yang mengandung bahan berbahaya bernilai ekonomi sekitar Rp2,1 juta.

Kosmetik ilegal dan mengandung bahan berbahaya itu ditemukan 52 sarana atau tempat penjualan yang tersebar di empat kabupaten/kota di Aceh. Rinciannya, di Kota Banda Aceh sebanyak 21 sarana, Kota Lhokseumawe sebanyak 15 sarana, Kabupaten Aceh Utara sebanyak 14 sarana, dan Kabupaten Aceh Besar ada 2 sarana.

"Kosmetik tanpa izin edar yang disita tersebut di antara lipstik, masker wajah, pensil alis, dan lainnya. Sedangkan kosmetik berbahaya di antaranya mengandung merkuri dan timbal," terang Yudi.

Bahaya Merkuri dan Timbal dalam Kosmetik

Dia mengatakan, merkuri dan timbal merupakan logam berat. Penggunaan dua bahan tersebut sebagai kosmetik menimbulkan bintik-bintik pada kulit, alergi, dan iritasi. Penggunaan jangka panjang menyebabkan kerusakan mata, paru-paru, pencernaan, saraf, ginjal, dan sistem kekebalan tubuh.

Terhadap sarana yang menjual kosmetik tanpa izin edar dan mengandung bahan berbahaya diberikan tindak lanjut sesuai ketentuan aturan perundang-undangan berlaku.

"Kosmetik yang disita tersebut selanjutnya dimusnahkan. Kami terus mengingatkan pelaku usaha tidak menjual kosmetik tanpa izin edar serta mengandung bahan berbahaya. Kepada konsumen, kami imbau untuk cerdas membeli," kata Yudi Noviandi.