Bagikan:

JAKARTA - Anemia, kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, bisa dicegah sejak usia remaja, terutama pada remaja putri.

Pencegahan sejak dini sangat penting karena perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia, terutama saat menstruasi dan kehamilan. Edukasi gizi serta konsumsi suplemen zat besi seperti tablet tambah darah menjadi kunci utama dalam menjaga kadar hemoglobin tetap normal.

Dokter sekaligus ahli gizi masyarakat, dr. Tan Shot Yen, menegaskan bahwa upaya mencegah anemia sebaiknya dimulai sejak masa remaja, bahkan sebelum perempuan memasuki usia subur. “Tablet tambah darah merupakan andalan dalam pencegahan anemia. Konsumsinya sebaiknya dimulai sejak remaja putri, karena pemerintah pun sudah memiliki program khusus terkait hal ini,” ungkapnya saat diwawancarai dari Jakarta, Kamis.

Bagi ibu hamil, konsumsi teh memang diperbolehkan, namun perlu diperhatikan waktu konsumsinya. Sebaiknya teh diminum di luar jam makan karena kandungan tanin dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan.

Jika ibu hamil sudah terdiagnosis anemia, penanganan lebih lanjut diperlukan. Langkah yang bisa diambil mulai dari pemberian suplemen zat besi, asam folat, hingga transfusi darah, tergantung tingkat keparahan anemia yang dialami. Konsultasi dengan tenaga kesehatan sangat disarankan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Tan juga menyarankan agar masyarakat mengonsumsi makanan yang membantu penyerapan zat besi. Makanan yang kaya vitamin C, seperti jeruk dan sayuran hijau tua, dapat meningkatkan kemampuan tubuh menyerap zat besi dari makanan. Selain itu, makanan yang mengandung vitamin A dan beta karoten, seperti wortel dan labu kuning, serta sumber protein seperti ayam dan ikan, juga sangat dianjurkan.

Ia menjelaskan bahwa anemia bisa terjadi karena berbagai penyebab, mulai dari kekurangan nutrisi penting seperti zat besi, asam folat, atau vitamin B12, hingga gangguan pembentukan sel darah di sumsum tulang akibat penyakit seperti kanker. Selain itu, anemia juga bisa disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang terlalu cepat di limpa, seperti pada anemia hemolitik akibat infeksi parasit atau kelainan genetik seperti talasemia.

Kehilangan darah juga menjadi penyebab umum anemia, baik secara akut seperti akibat kecelakaan atau perdarahan setelah melahirkan, maupun kronis seperti perdarahan akibat infeksi cacing, atau batuk berdarah pada penderita tuberkulosis (TBC).