JAKARTA - Sering menguap saat bekerja, di tengah rapat, atau saat duduk santai di sore hari? Jangan anggap sepele. Menurut para ahli, kebiasaan ini bisa jadi tanda bahwa tubuh Anda sedang mengalami kekurangan tidur yang serius. Hal ini bisa berbahaya, baik bagi kesehatan maupun keselamatan Anda.
Dalam sebuah pernyataan resmi dari American Academy of Sleep Medicine (AASM), disebutkan bahwa kantuk berlebih di siang hari bisa berdampak besar pada performa, kesehatan, bahkan risiko kecelakaan.
"Kantuk adalah masalah kesehatan yang serius dengan dampak yang sangat luas,” ujar Dr. Eric Olson, Presiden AASM sekaligus spesialis paru dan pengobatan tidur di Mayo Clinic, Minnesota, dikutip dari laman CNN.
Banyak orang mengira rasa kantuk di siang hari hanya karena rapat yang membosankan atau aktivitas yang terlalu monoton. Namun, para ahli menegaskan bahwa ini bisa jadi pertanda tubuh Anda tidak mendapat tidur berkualitas di malam hari.
"Tertidur saat rapat bukan hal normal. Orang yang cukup tidur tidak akan tertidur meskipun rapatnya membosankan,”jelas Kristen Knutson, pakar tidur dari Northwestern University.
Knutson menambahkan kantuk di siang hari bisa menurunkan kinerja dan menandakan adanya gangguan tidur seperti sleep apnea atau insomnia.
Saat kekurangan tidur berlangsung terus-menerus, otak bisa mulai mengalami microsleep, yakni tidur singkat selama beberapa detik yang terjadi tanpa disadari. Ini bisa sangat berbahaya, terutama jika terjadi saat mengemudi atau mengoperasikan alat berat.
"Otak bisa ‘mati sejenak’ selama dua hingga sepuluh detik tanpa Anda sadari,” kata Dr. Indira Gurubhagavatula, profesor pengobatan tidur dari Penn Medicine.
"Yang lebih berbahaya, kita sering merasa baik-baik saja padahal sebenarnya tidak. Kemampuan otak menilai kondisi diri sendiri menurun saat kita kurang tidur," tambahnya.
Menurut Dr. Gurubhagavatula, rasa kantuk yang perlu diwaspadai antara lain jika Anda sering:
- Mengantuk setelah makan siang tanpa minum alkohol
- Tertidur saat duduk diam di tempat umum
- Tertidur saat jadi penumpang mobil
- Susah duduk tegak karena tubuh terasa lemas
- Merasa ruangan berputar atau tangan gemetar
Jika ini terjadi, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau spesialis tidur. Anda juga bisa mengevaluasi rasa kantuk dengan Epworth Sleepiness Scale, yakni kuesioner sederhana untuk mengukur tingkat kantuk dalam berbagai situasi sehari-hari.
BACA JUGA:
Selain gangguan tidur, gaya hidup sehari-hari juga bisa memicu kantuk berkepanjangan. Misalnya, konsumsi kafein atau alkohol berlebihan, merokok atau menggunakan ganja, tidur di ruangan yang terlalu terang, dingin, panas, atau bising, dan kurangnya aktivitas fisik.
"Banyak pasien saya terkejut saat tahu bahwa tidur mereka membaik hanya dengan menghentikan satu gelas alkohol saat malam hari,” ungkap Dr. Gurubhagavatula.
"Dan untuk ganja, itu justru membuat tidur jadi lebih tidak nyenyak dan membuat tubuh lebih lelah keesokan harinya." tambahnya.