JAKARTA - Penyakit stroke kini banyak dialami oleh anak muda. Pusat Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa terdapat peningkatan risiko stroke hingga 15 persen pada orang berusia di bawah 65 tahun selama 10 tahun terakhir.
Prevalensi stroke saat ini meningkat 14,6 persen pada mereka yang berusia 18 sampai 44 tahun. Untuk yang berusia 45 sampai 64 tahun prevalensi stroke sebesar 15,7 persen.
Peningkatan stroke di kalangan anak muda ini tentu saja mengkhawatirkan. Terlebih stroke pada umumnya berisiko tinggi terjadi pada orang dewasa di atas 55 tahun.
“Meskipun kejadian stroke lebih tinggi pada populasi orang dewasa yang lebih tua, ada peningkatan kejadian stroke pada pasien di bawah usia 50 tahun,” kata ahli saraf, Dr. Rena Singh, dikutip dari Newsweek, pada Sabtu, 5 April 2025.
Dokter Singh mengatakan bahwa penyebab stroke meningkat di kalangan anak muda berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat. Seperti konsumsi makanan tidak bernutrisi hingga berat badan yang berlebih.
“Selama karier saya, saya melihat peningkatan kasus stroke pada orang dewasa muda, yang berkaitan dengan gaya hidup buruk, seperti pola makan buruk, kurang olahraga, kurangnya pengobatan sleep apnea, penggunaan zat terlarang, hingga obesitas,” jelasnya.
CDC mengatakan bahwa lebih dari 2 dari 5 orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kegemukan. Hal ini disertai dengan masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang membuat orang lebih rentan terhadap stroke.
“Jelas peningkatan berat badan berkontribusi terjadinya stroke. Diabetes secara umum diketahui meningkatkan stroke karena dampaknya pada pembuluh darah dan jantung, mirip dengan efek tekanan darah tinggi seperti obesitas,” tuturnya.
Penyebab stroke lainnya di kalangan anak muda adalah stres yang sering dialami mereka. Stres ini meningkatkan kadar kortisol dan mengakibatkan tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah dan tekanan pada jantung.
BACA JUGA:
“Stres yang meningkat mempengaruhi tekanan darah dan dapat menyebabkan kondisi kesehatan kronis, menyebabkan kurangnya waktu untuk menjalani pilihan gaya hidup sehat, dan pada akhirnya mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan,” pungkas Dokter Singh.