KSP Tekankan Pentingnya Ekonomi Hijau bagi Sektor Industri
Tim Kantor Staf Presiden bersama perwakilan Kementerian Perindustrian melakukan verifikasi lapangan terkait penerapan ekonomi sirkular pada PT Fajar Surya Wisesa, di Cikarang Bekasi, Kamis 14 Juli. (Foto: Dok. KSP)

ACEH - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Agung Krisdiyanto, menjelaskan soal pentingnya sektor industri untuk segera melakukan transformasi ekonomi ke arah ekonomi hijau atau green economy dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular. Terlebih lagi, lanjut dia, saat ini dunia tengah dihadapkan dengan masalah keterbatasan sumber daya primer, baik air, energi, maupun bahan baku.

"Ekonomi sirkular menjadi jawaban dunia industri untuk green economy, sustainable development goal, dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup," terang Agung dalam kegiatan verifikasi lapangan terkait penerapan ekonomi sirkular pada sektor industri manufaktur, yakni PT Fajar Surya Wisesa, di Cikarang Bekasi, Kamis 14 Juli, dikutip VOI.

Ekonomi Sirkular dalam Ekonomi Hijau

Ekonomi sirkular adalah model industri baru yang fokus pada reducing, reusing, dan recycling, yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah. Konsep ini tidak hanya fokus pada pengolahan limbah, tetapi juga menggunakan proses produksi, di mana bahan baku bisa digunakan berulang-ulang sehingga terjadi saving yang besar, terutama untuk sumber daya alam.

Indonesia telah mengadopsi ekonomi sirkular ke dalam visi dan strategi pembangunan, terutama pada lima sektor industri, yaitu makanan dan minuman, konstruksi, elektronik, tekstil, serta plastik. Dalam implementasinya, pemerintah memasukkan ekonomi sirkular sebagai salah satu prioritas pembangunan dalam RPJMN 2020--2024.

Agung menjelaskan, penerapan ekonomi sirkular memberikan banyak keuntungan bagi sektor industri. Keuntungan yang dimaksud antara lain berupa efisensi bahan baku, peningkatan produksi barang yang bisa didaur ulang, pencegahan pembuahan sampah ilegal dan emisi, serta penciptaan lapangan kerja.

"Hasil studi Bappenas pada 2021, implementasi konsep ekonomi sirkular dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru, dan berpotensi menambah PDB hingga 642 triliun rupiah pada 2030. Jadi sudah satnya sektor industri kita mengubah konsep ekonomi linier menjadi sirkural," ujarnya

Pentingnya Ekonomi Sikular

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Fajar Surya Wisesa, Yustinus Kusumah, mengakui bahwa penerapan sirkular di sektor industri terutama manufaktur sudah menjadi keharusan, agar tetap menjadi yang terdepan dalam menghadapi persaingan. Sebab, jelas dia, konsumen saat ini tidak hanya melihat kualitas produk, namun juga memperhatikan aspek lingkungan.

"Untuk itu kami terus mengoptimalkan industri yang dalam proses produksinya memprioritaskan efisiendi dan evektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan," tutur Yustinus.

PT Fajar Surya Wisesa sendiri sebuah industri manufaktur yang memproduksi kertas kemasan, dengan menggunakan bahan baku kertas daur ulang. Selain memasok ke perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, tiga puluh persen hasil produksi juga di ekspor ke sejumlah negara.