Lelang Medali Nobel Perdamaian Dmitry Muratov Pecahkan Rekor
Dmitry Muratov. (Wikimedia Commons/Olaf Kosinsky)

ACEH - Lelang medali Nobel Perdamaian yang dilakukan oleh jurnalis Rusia, Dmitry Muratov, bisa memecahkan rekor. Seluruh hasil lelang akan diserahkan UNICEF untuk membantu para pengungsi anak-anak korban perang Rusia-Ukraina. 

Dmitry Muratov, peraih Nobel Perdamaian 2021, merupakan editor salah satu surat kabar independen Rusia. Medali yang dia miliki dilelang di New York, Amerika Serikat (AS), laku dengan harga 103,5 juta dolar AS atau sekitar Rp1.529.988.750.000.

Rekor Lelang Medali Nobel Perdamaian

Menurut laporan media AS, lelang medali Muratov memecahkan rekor medali Nobel yang telah dilelang. Laporan menyebutkan bahwa penjualan tertinggi sebelumnya di bawah 5 juta dolar AS.

"Penghargaan ini tidak seperti penawaran lelang lainnya untuk dipersembahkan," terang Heritage Auctions, lembaga yang melakukan pelelangan medali tersebut, dalam sebuah pernyataan sebelum penjualan, dikutip VOI dari Reuters pada 21 Juni.

"Mr. Muratov, dengan dukungan penuh dari stafnya di Novaya Gazeta, mengizinkan kami untuk melelang medalinya bukan sebagai koleksi tetapi sebagai acara yang dia harapkan akan berdampak positif bagi kehidupan jutaan pengungsi Ukraina."

Muratov merupakan salah satu orang yang turut mendirikan Novaya Gazeta pada 1991. Dia meraih Nobel Perdamaian 2021 bersama Maria Ressa dari Filipina atas apa yang disebut oleh komite Hadiah Nobel sebagai "upaya mereka untuk menjaga kebebasan berekspresi, yang merupakan prasyarat bagi demokrasi dan perdamaian abadi".

Lebih jauh, Muratov, yang berjanji untuk menyumbangkan sekitar 500.000 dolar As dari hadiah uang itu untuk amal, mendedikasikan Nobelnya kepada enam jurnalis Novaya Gazeta yang telah dibunuh sejak tahun 2000.

Daftar itu termasuk jurnalis Anna Politkovskaya, seorang kritikus perang Rusia di Chechnya, yang terbunuh pada 2006 di lift gedung apartemennya di Moskow.

Surat Kabar Novaya Gazeta

Diketahui, surat kabar Novaya Gazeta merupakan media yang sangat kritis terhadap Presiden Vladimir Putin dan pemerintahnya. Media tersebut berperan dalam penghentian operasi di Rusia pada Maret setelah peringatan dari negara atas liputannya tentang perang di Ukraina.

Tekanan terhadap media liberal Rusia terus berlanjut di bawah Putin, pemimpin tertinggi Rusia sejak 1999, tetapi tekanan itu meningkat setelah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Muratov diserang dengan cat merah pada April.

Media arus utama Rusia dan organisasi yang dikendalikan negara mengikuti dengan cermat bahasa yang digunakan oleh Kremlin untuk menggambarkan konflik dengan Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus" untuk memastikan keamanan Rusia dan menghancurkan tetangganya. Kyiv dan sekutu Baratnya mengatakan itu adalah perang agresi yang tidak beralasan.

Artikel ini telah tayang dengan judul Pecah Rekor, Hadiah Nobel Perdamaian Jurnalis Rusia Ini Laku Rp1,5 Triliun dalam Lelang untuk Bantu Anak-anak Ukraina.

Selain lelang medali Nobel Perdamaian, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.