London Sumatra, Perusahaan Sawit Milik Konglomerat Anthony Salim Ini Labanya Melesat 267 Persen di Kuartal I 2021
Ilustrasi. (Foto: Dok. Kementan)

Bagikan:

JAKARTA - Produsen minyak sawit, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk membukukan kinerja yang menggembirakan di tiga bulan pertama 2021. Perusahaan berkode saham LSIP itu berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih hingga 267 persen pada kuartal I 2021.

Dalam laporan keuangan LSIP yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat 2 Juli, perusahaan milik konglomerat Anthony Salim itu mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp297 miliar. Jumlah tersebut naik dibandingkan perolehan pada kuartal I 2020 senilai Rp81 miliar.

Kenaikan laba terjadi seiring dengan lonjakan pendapatan penjualan perusahaan. Perseroan membukukan penjualan Rp1,196 triliun pada kuartal I 2021, atau naik 48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp810 miliar.

Rinciannya, segmen produk sawit masih mendominasi penerimaan perusahaan dengan 95 persen dari total penjualan. Selanjutnya, produk-produk karet berkontribusi terhadap 3 persen dari total penjualan disusul oleh biji-bijian dan lainnya masing-masing 1 persen. Volume pensjualan CPO naik 27 persen secara year on year (yoy) menjadi 97.000 ton.

Sementara itu, volume penjualan produk inti sawit (PK) naik 29 persen yoy menjadi 26.000 ton. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan dan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit.

"Pada kuartal I 2021, ASP CPO dan PK naik masing-masing sebesar 12 persen yoy dan 45 persen yoy," jelas manajemen LSIP.

Adapun total aset LSIP Rp11,44 triliun pada kuartal I 2021, termasuk posisi kas dan setara kas Rp2,40 triliun dan tidak adanya pendanaan melalui utang bank pada tanggal 31 Maret 2021.

Pada periode waktu yang sama produksi tandan buah segar (TBS) inti tumbuh 4 persen yoy menjadi 318.000 ton. Seiring dengan peningkatan produksi TBS inti dan eksternal, produksi CPO LSIP naik 7 persen yoy menjadi 86.000 ton.