ACEH - Faisal Basri, ahli ekonomi, mengatakan bahwa Indonesia punya tambang nikel, tetapi tidak otomatis menguasai pasar karena yang dibutuhkan oleh industri mobil listrik dan komponen pendukungnya adalah iklim bisnis yang memungkinkan untuk mendapatkan nilai tambah lebih banyak.
"Ada kesan kalau bikin electric vehicle mesti produksi semua, seperti lokal konten. Tidak ada negara yang tiba-tiba menjadi negara industri yang unggul di otomotif, Jepang dan Jerman butuh ratusan tahun untuk menghasilkan kondisi sekarang," jelas Faisal dalam diskusi daring Peluang Ekonomi Pasca Leaders Summit on Climate, dikutip dari Antara, Rabu, 28 April.
BACA JUGA:
Saran Faisal Basri bagi Indonesia terkait industri mobil listrik
Ia memiliki saran supaya Indonesia menjadi bagian dari global supply chain dengan memilih komponen yang bisa memberikan nilai tambah tertinggi.
"Kalau tiba-tiba ingin menjadi negara produsen utama mobil listrik, mimpi seperti itu mendekati ngawur," katanya.
Menurutnya, China saat ini sudah tak lagi menjadi pusat manufaktur terbesar di dunia. Penyebabnya, nilai tambah yang dinikmati oleh negara tersebut paling sedikit.
Sebagai contoh, dari produk Apple iPod, China hanya memperoleh 7 persen dari total nilai perangkat tersebut. Keuntungan terbesar dinikmati oleh Korea Selatan yang memasok layar serta Taiwan yang penjadi penyuplai prosesor.
"Kalau kita siapkan infrastrukturnya, maka niscaya opportunity lebih banyak daripada ancaman. Tugas negara membawa transisi energi ini agar tidak menimbulkan shock dan pengangguran," kata Faisal.
Ia juga meminta pemerintah supaya fokus terhadap komponen-komponen kendaraan listrik yang mampu dikembangkan di dalam negeri, bukan industri mobil listrik secara keseluruhan.
"Doktor ahli electric car relatif terbatas. Kita harus tentukan pilihan dan sejak sekarang kita bangun infrastrukturnya supaya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat," tandasnya.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, artikel ini telah tayang dengan judul Faisal Basri: Indonesia Mimpi Jadi Produsen Utama Mobil Listrik, bahkan Mendekati Ngawur, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!